Di halaman istana, terdapat berbagai tanaman khas yang memiliki nilai historis, ekologis, serta manfaat kesehatan. Dikutip dari laman resmi Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Istana Kepresidenan Yogyakarta awalnya merupakan kediaman Residen Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1824 oleh Anthonie Hendriks Smissaert dengan arsitek A. Payen.
Gedung ini mengalami beberapa kali perombakan akibat perang dan bencana alam hingga akhirnya menjadi Gedung Induk Istana Kepresidenan yang dikenal saat ini. Istana ini pernah menjadi pusat pemerintahan saat Yogyakarta ditetapkan sebagai ibu kota Republik Indonesia pada 6 Januari 1946 dan menjadi tempat tinggal Presiden Soekarno.
Selain nilai sejarahnya yang kuat, lingkungan Istana Kepresidenan Yogyakarta juga dihiasi dengan berbagai tanaman unik yang memiliki manfaat beragam. Dikutip dari akun Instagram @kemensetneg.ri, berikut empat tanaman khas yang tumbuh di lingkungan istana:
1. Pohon Anyang-Anyang
Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus) adalah tanaman hias yang bisa tumbuh hingga 25 meter dan mampu bertahan di daerah kering serta kurang subur. Tanaman ini tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Meskipun memiliki rasa pahit, hampir semua bagian dari tanaman ini, mulai dari daun, buah, batang, biji, hingga getahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Secara farmakologis, anyang-anyang memiliki efek anti-inflamasi, mampu menurunkan panas, dan bersifat astringen.
Dalam kesaksian para pelaku sejarah, Presiden Soekarno sering menghabiskan waktu di pendopo istana dekat pohon anyang-anyang untuk membaca, menulis, dan mencari inspirasi.
2. Pohon Kepel
Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) adalah flora khas Yogyakarta yang telah lama dikaitkan dengan budaya dan tradisi Keraton. Buah kepel yang matang dapat dimakan langsung dan dikenal memiliki aroma khas seperti campuran bunga mawar dan buah sawo.Konon, konsumsi buah kepel dapat memberikan aroma harum pada tubuh, termasuk air seni, keringat, dan napas. Karena khasiatnya tersebut, buah kepel banyak dikonsumsi oleh para putri bangsawan Jawa dan sering ditanam di lingkungan keraton sebagai simbol keindahan dan kesucian. Bentuk buah kepel yang menyerupai genggaman tangan juga melambangkan tekad dan kerja keras dalam mencapai tujuan.
3. Pohon Bungur
Pohon Bungur (Lagerstroemia speciosa) dikenal sebagai simbol keindahan, kemewahan, dan penghormatan di berbagai budaya, terutama di Asia Tenggara. Bunganya yang berwarna ungu cerah sering dikaitkan dengan perayaan, harapan, dan cinta abadi.Namun, pesona pohon ini tidak hanya terletak pada keindahan bunganya. Daun bungur memiliki banyak manfaat, termasuk sebagai bahan teh herbal yang dikonsumsi di beberapa negara seperti Filipina, Taiwan, dan Jepang. Di Vietnam, daun bungur bahkan dikonsumsi sebagai sayuran. Selain itu, ekstrak daunnya dipercaya dapat membantu menurunkan kadar glukosa dalam darah, menjadikannya bermanfaat bagi penderita diabetes.
4. Pohon Nyamplung
Pohon Nyamplung (Calophyllum inophyllum) merupakan simbol ketangguhan alam, karena mampu tumbuh di kondisi ekstrem seperti pantai berpasir dan dapat bertahan hingga ratusan tahun. Selain kuat, pohon ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan dengan kemampuannya menyerap emisi karbon dan menjaga keanekaragaman hayati.Selain manfaat ekologisnya, pohon nyamplung juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Biji nyamplung mengandung 60-70 persen minyak yang dapat diolah menjadi bahan baku biodiesel, menjadikannya sumber energi terbarukan yang berkelanjutan.
Minyaknya juga digunakan dalam industri kosmetik dan obat-obatan, sementara kayunya yang kuat sering dimanfaatkan untuk pembuatan perahu dan tiang kapal. Bahkan, tempurung dan ampas bijinya bisa diolah menjadi arang aktif yang bernilai tinggi.
Dengan segala manfaatnya, tanaman-tanaman unik di Istana Kepresidenan Yogyakarta bukan sekadar penghias halaman, tetapi juga menyimpan cerita, nilai historis, hingga manfaat bagi kesehatan dan perekonomian. Keberadaannya bukan hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya yang harus dijaga. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News