"Memaksakan anak harus menghafal, patuh kalau negalawan gurunya dihukum itu mematikan kemampuan inovasi anak kita. Tolong kita perbaiki ke depan," ujar Satryo dalam acara OSC Awards & Indonesia Rector Forum 2024 di Grand Studio Metro TV, Kamis, 19 Desember 2024.
Ia meminta tenaga pengajar bisa mengubah cara mengajar sesuai dengan masa depan. Anak mesti dipupuk kemampuan berpikir serta menghidupkan kompetensi baru dalam dirinya.
"Jadi, perlu adaptif, agile learners, self directed, out of the box, complex problem solver," papar dia.
Baca juga: Pendidikan 5.0, Paradigma Baru Dalam Metode dan Pendekatan Pembelajaran |
Satryo juga meminta dosen dan guru jangan lagi menguji anak dengan soal yang sudah ada jawabannya. Tapi, uji anak memiliki kemampuan memecahkan masalah.
"Kita siapkan anak-anak kita ke depan supaya survive. Kita bikin mereka bukan buat sekarang. Ke depan itu mereka butuh ways of thinking, ways of working, tools of working, and living in the world, harus lengkap," ujar dia.
Satryo menyebut saat anak dididik untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah, dosen maupun guru tak lagi menilai berdasarkan jawaban benar dan salah. Namun, yang dinilai cara berpikirnya.
"Jadi kita lihat jawabannya, ini logic, oke. Ini sesat, ngawur, sorry ya. Bukan skill yang dinilai, tapi pola pikir yang tentu tidak bisa dibentuk sesaat. Kita harus mau belajar terus menerus," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News