Berdasarkan hasil penelitian tersebut, efektivitas belajar anak-anak di Indonesia selama PJJ paling besar hanya 40 persen. Dari asumsi efektivitas 40 persen itulah, Bank Dunia mengukur potensi learning loss, yakni mencapai 0,9 tahun di setiap satu semester pembelajaran.
"Efektivitas 40 persen tersebut telah mengakibatkan hilangnya sekitar 0,9 tahun pembelajaran (dalam satu semester). Atau disebut di sini learning adjustice youth schooling," ujar Pakar Ekonomi World Bank, Rythia Afkar dalam webinar World Bank, Jumat, 17 September 2021.
Menurutnya, sebelum pandemi pun learning loss sudah terjadi. Tapi tidak sebesar yang terjadi ketika pandemi.
Baca juga: Universitas Syiah Kuala Lanjut Kuliah Daring Sampai 2 Oktober 2021
Menurutnya, jika PJJ berlangsung hingga dua tahun maka diperkirakan kerugian dunia pendidikan akan menjadi lebih besar. Akan sulit mengejar ketertinggalan.
Untuk itu perlu adanya skema terbaik untuk membuka sekolah. Setidaknya pada tahun ini.
"Walaupun kita tahu sepertinya. Yang skenario optimis ini tidak dapat tercapai karena sampai saat ini banyak yang belum PTM (Pembelajaran Tatap Muka)," sebut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News