Pamong Budaya Utama Kemendikbudristek. Siswanto. Medcom.id/Renatha Swasty
Pamong Budaya Utama Kemendikbudristek. Siswanto. Medcom.id/Renatha Swasty

Pelestarian Lingkungan dan Budaya di Sungai Batanghari Didorong Lewat Upaya Sekecil Apa pun

Renatha Swasty • 04 Agustus 2023 09:02
Jakarta: Pelestarian lingkungan lewat kebudayaan bisa menjadi salah satu upaya menggerakan masyarakat merawat tempat hidupnya. Hal itu bisa dimulai dengan upaya-upaya kecil.
 
Salah satunya yang dilakukan Direktorat Kebudayaan Kemendikbudrsitek lewat Kenduri Swarnabhumi 2023 melalui Ekspedisi Sungai Batanghari. Tim menyusuri Sungai Batanghari untuk mengajak masyarakat terlibat menjaga lingkungan.
 
"Kita mengajak, sebagai pemicu kepada generasi muda dan tidak hanya generasi muda atau praktisi saja, tapi ada dukungan dari masyarakat terutama yang dilalui Sungai Batanghari," kata Pamong Budaya Utama Kemendikbudristek, Siswanto, saat berbincang di Lubuk Guci Emas, Muaro Pijoan, Jambi, Rabu, 2 Agustus 2023.

Kemendikbudristek bersama 13 pemerintah daerah di Sumatra Barat dan Jambi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan kebudayaan dengan pelestarian lingkungan. Khususnya sungai, dan sebaliknya untuk perkembangan peradaban berkelanjutan.
 
Tim memulai perjalan dari Dharmasraya berlanjut ke Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Danau Sipin, KCBN Jambi, dan berakhir di Tanjung Jabung Barat. Siswanto mengatakan pihaknya sengaja melibatkan sejumlah pihak salah satunya akademisi agar masyarakat mengetahui daerah-daerah tempat mereka tinggal dan wilayah yang dilindungi.
 
"Ini biar bukti nyata di daerah ini yang harus dilestarikan itu ini," kata Siswanto.
 
Tak cuma itu, tim juga mengunjungi desa-desa yang dilalui Sungai Batanghari untuk melihat langsung kondisi sungai di desa dan hal-hal yang mesti diperbaiki. Salah satunya, Lubuk Guci Emas di Desa Muaro Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Jambi.
 
"Sekecil apa pun kita lakukan supaya ada yang mulai, di lokasi ini diminta kesadarannya membuang sampah. Kita ingin orang punya kesadaran sendiri tapi harus kita lakukan edukasi, mengajak bersama bukun hanya nyuruh lalu sudah," tutur Siswanto.
 
Dulunya, warga desa mudah mencari ikan. Ikan endemik Jambi seperti belida juga mudah ditemui. Tapi, kini tidak lagi. Warga desa mulai kesulitan mencari ikan bahkan belida sudah sulit ditemui karena tercemarnya sungai dan penangkapan ikan yang tidak benar dengan setrum.
 
Pengurus desa setempat sengaja menghidupkan kembali adat budaya masa lalu soal lubuk larangan di area Lubuk Guci Emas yang dialiri Sungai Pijoan, anak Sungai Batanghari. Lubuk larangan merupakan adat budaya yang melarang warga mengambil ikan di wilayah larangan. Mereka yang mengambil ikan bisa kena denda adat.
 
"Kita tidak bicara hanya soal hukum formal tapi juga hukum adat karena masyarakat sini lebih takut dengan hukum adat," tutur dia.
 
Upaya kecil lain yang juga dilakukan ialah mengajak anak sekolah untuk sama-sama menjaga lingkungan. Pada Festival Bebiduk Besamo dalam rangkaian kunjungan ke Lubuk Guci Emas misalnya, anak-anak diajak memungut sampah setelah selesai acara.
 
Warga desa yang hadir juga diajak menanam pohon, menebar bibit ikan, mengelola sampah, hingga ikut seminar soal sungai. Siswanto mengatakan kegiatan-kegiatan ini sifatnya memantik warga. Dia berharap setelah acara, warga makin semangat merawat sungai di desa mereka.
 
"What next-nya bukan di kita lagi, kita berikan ke masyarakat tapi kita tetap evaluasi. Misalnya, ada informasi Pak, di sana masyarakat tambah antusias. Di sini tidak hanya seremonial, kita serahkan ke masyarakat sini, pemerintah daerahnya sedangkan pemerintah pusat memantau. Kegiatan ini pakai uang negara jadi kita harus memastikan," tutur Siswanto.
 
Kepala Desa Muaro Pijoan, Yuhyandi, mengungkapkan lubuk larangan sudah dimulai dua tahun lalu. Hasilnya, warga patuh dan tidak sembarangan lagi menangkap ikan. Warga juga tergerak lantaran ingin menjaga lingkungan tempat tinggalnya.
 
"Mereka merasa sayang jadi dilakukan," tutur dia.
 
Baca juga: Lubuk Larangan, Upaya Desa Muaro Pijoan Lestarikan Budaya dan Lingkungan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan