"Akan ada peran dari digitalisasi budaya dalam mendorong industri kreatif dan kontribusinya terhadap ekonomi nasional," kata Fadli dalam Taklimat Media CHANDI 2025 di Jakarta, Jumat, 22 Agustus 2025.
Fadli menuturkan budaya kini harus dipandang bukan hanya sebagai warisan masa lalu. Melainkan, sebagai kekuatan ekonomi masa depan.
“Digitalisasi akan memperkuat posisi budaya Indonesia di dunia. Inovasi digital dapat melahirkan karya baru, memperluas distribusi, dan bahkan kelak dapat dihitung kontribusinya terhadap PDB,” ujar dia.
Baca juga: Viral Tarian Anak Pacu Jalur, Budaya Riau yang Bikin Klub Bola Eropa Ikut Bergoyang |
Digitalisasi budaya akan menjadi salah satu topik dalam diskusi forum Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovations (CHANDI). Forum ini akan berlangsung pada 2-5 September 2025 di Bali.
Selain dialog dan diskusi, CHANDI juga menghadirkan pameran digitalisasi warisan budaya. Mulai dari keris hingga wayang, serta presentasi dari pelaku industri kreatif berbasis teknologi.
“Kami ingin menunjukkan bahwa budaya Indonesia adaptif dengan zaman dan punya daya saing global,” kata Fadli.
Hingga kini, 31 negara telah mengonfirmasi kehadirannya. Termasuk lembaga budaya ternama, seperti Smithsonian Institution dari Amerika Serikat.
Kementerian Kebudayaan berharap forum ini menjadi platform global untuk memperkuat diplomasi budaya Indonesia, utamanya melalui inovasi digital. “Budaya adalah soft power masa depan. Dengan digitalisasi, kekayaan budaya Indonesia bisa lebih terlihat, terakses, dan berdampak bagi masyarakat internasional,” kata Fadli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News