Ilustrasi sawah. DOK MI Widjajadi
Ilustrasi sawah. DOK MI Widjajadi

Ular Berpotensi Jadi Predator Alami Hama Tikus

Renatha Swasty • 19 Agustus 2025 17:26
Jakarta: Masih banyak masyarakat menganggap ular sebagai hewan berbahaya. Nyatanya ular tidak berbisa dapat dimanfaatkan sebagai predator alami hama tikus lho. 
 
Penggunaan ular tidak berbisa dapat menjadi solusi aman dan berkelanjutan pada lahan pertanian aktif. Dosen Kedokteran Hewan FIKKIA, Zhaza Afililla, mengatakan kemampuan ular dalam mengendalikan populasi tikus terjadi karena proses rantai makanan ular yang memiliki posisi lebih unggul dari tikus, serangga, atau bahkan katak. 
 
Pengendalian populasi hama menggunakan ular lebih alami dan mendorong keseimbangan ekosistem dengan kontrol baik. Bahkan, lebih baik ketimbang rodentisida kimia berisi antikoagulan yang berisiko bagi kesehatan dan keberadaan makhluk hidup lain. Namun, keberadaan ular tetap harus mendapatkan pengawasan agar tidak terjadi populasi dan mengganggu ekosistem setempat.

“Sebagai bentuk kontrol keseimbangan ekosistem, pemerintah setempat mungkin bisa juga menyediakan satwa lain yang bertindak sebagai predator dari ular tersebut. Ataupun satwa lain yang bertindak sebagai kompetitor dalam satu ekosistem,” kata Zhaza dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 19 Agustus 2025. 
 
Namun, Zhaza mengatakan ada stigma melekat pada masyarakat bahwa ular merupakan hewan berbahaya. Konflik berpotensi terjadi akibat aktivitas pemusnahan ular yang sebenarnya tidak tergolong dalam spesies berbisa atau berbahaya. 
 
Baca juga:  Pakar IPB Jelaskan Pengendalian 9 Jenis Tikus yang Jadi Hama di Indonesia

Terdapat juga kepercayaan organ tertentu dalam tubuh ular bermanfaat sebagai obat herbal, dan cukup bernilai. Dia menekankan mitos ini perlu mendapatkan antisipasi mengingat pelepasan ular dengan harapan mendatangkan manfaat.
 
“Perlu adanya sinergi juga dengan masyarakat setempat melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait berbagai jenis ular yang memiliki peran sebagai predator hama tikus,” ujar dosen Divisi Peternakan Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Unair itu.
 
Pemerintah juga harus mengkaji ulang bila program akan mendapat proyeksi dalam jangka panjang. Penambahan secara berkala populasi akan menjadi bom waktu akibat jumlah ular berlebihan. 
 
Ekosistem dapat terganggu dan menyebabkan perilaku ular berubah akibat mangsa lebih sedikit. “Terkait keseimbangan ekosistem menurut saya masih perlu dikaji ulang. Karena jika diproyeksikan dalam jangka panjang dapat mengarah pada peristiwa overpopulasi,” ujar dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan