Program pertama adalah Kosabangsa atau Kolaborasi Sosial Pembangunan Masyarakat. "Kosabangsa adalah jawaban kita atas tantangan pembangunan yang kompleks di wilayah tertinggal, wilayah prioritas kemiskinan ekstrem serta wilayah rawan kebencanaan," kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto secara daring, Rabu, 14 Mei 2025.
Brian menjelaskan program ini dirancang sebagai wujud nyata dengan semangat gotong royong perguruan tinggi di Indonesia. Kolaborasi perguruan tinggi akan mendalami kebutuhan masyarakat secara mendalam.
Program kedua adalah Mahasiswa Berdampak. Ini mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan dampak di masyarakat.
"Melalui program ini, BEM (Badan Ekesekutif Mahasiswa) setiap perguruan tinggi itu bisa merancang berbagai inisiatif sosial berbasis komunitas," tutur dia.
Mahasiswa melalui program ini didampingi dosen pembimbing untuk menerapkan hasil penelitian di tengah masyarakat. "Hasil inovasi yang dikembangkan di kampus diimplementasikan melalui teknologi tepat guna untuk memecahkan masalah krusial yang ada di desa yang berdekatan dengan kampus. Misal soal pangan, energi, kesehatan hingga kemiskinan ekstrem," jelas dia.
Baca juga: Era Kampus Berdampak, MSIB dan IISMA Tak Lagi Dibiayai Pemerintah |
Program ketiga adalah Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-Perguruan Tinggi (PUI-PT). Program ini dihadirkan untuk mendorong lahirnya pusat unggulan di setiap perguruan tinggi.
"Perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam publikasi ilmiah berupa paper-paper berkualitas, tapi juga mampu lebih dari itu, melakukan hilirisasi hasil riset hingga menjadi produk komersial yang siap diterima oleh masyarakat," tutur Brian.
Melalui program tersebut, pihaknya ingin memperkuat tata kelola riset. Sekaligus menciptakan solusi berbagai macam persoalan di masyarakat berbasis sains.
"Dengan PUIPT, kita berharap dapat terbangun kampus sebagai simpul inovasi nasional, pusat-pusat riset kajian yang menyelesaikan masalah-masalah sekitarnya dan akhirnya bisa mampu menjawab tantangan industri, memajukan UMKM, serta menumbuhkan teknologi di atas kaki kita sendiri," ungkap dia.
Brian mengatakan ketiga program itu adalah gerakan besar bagi kemajuan pendidikan tinggi, sains dan teknologi. Ia berharap program ini dapat mendorong terwujudnya Indonesia Emas 2045.
"Sebagaimana dulu pernah kami sampaikan juga bahwa pendidikan tinggi harus menjadi pusat transformasi, mahasiswa sebagai penggerak utama, dan riset sebagai arah pembangunan," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News