Person in Charge (PIC) Beasiswa, Puslapdik, Kemendikbudristek, Ratna Prabandari. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Person in Charge (PIC) Beasiswa, Puslapdik, Kemendikbudristek, Ratna Prabandari. Foto: Medcom.id/Citra Larasati

Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Keluhkan Dampak Inflasi, Ini Jawaban Kemendikbudristek

Citra Larasati, Ilham Pratama Putra • 19 Juli 2022 11:34
Jakarta: Sejumlah negara tengah mengalami inflasi. Hal ini disebabkan krisis ekonomi akibat pandemi covid-19 dan memanasnya tensi politik global.
 
Sejumlah harga kebutuhan melonjak di berbagai negara. Kondisi ini pun membuat mahasiswa Indonesia yang tengah studi di luar negeri menjerit karena ikut terdampak.
 
Person in Charge (PIC) Beasiswa, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan Riset dan Kebudayaan (Kemendikbudristek), Ratna Prabandari mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan tentang keluhan sejumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri terkait kondisi terkini pascainflasi di sejumlah negara.

"Kami sudah dengar itu kok," kata Ratna saat ditemui di Kantor Kemendikbudristek, Selasa, 19 Juli 2022.
 
Ratna menjelaskan, bahwa keluhan tersebut tidak akan serta merta membuat Kemendikbudristek secara impulsif menaikkan besaran living allowance (LA) yang diterima penerima beasiswa yang on going di luar negeri. 
 
"Semua memang lagi inflasi, kalau masalah kenaikan LA, again bahwa kita enggak bisa gebyah uyah, asal ada yang teriak itu dinaikkin," ujar Ratna,
 
Ia mengimbau agar para mahasiswa untuk lebih cermat dalam mengelola keuangan di saat inflasi seperti saat ini.  Mahasiswa diminta untuk berhemat dan membuat perhitungan yang matang dalam menggunakan LA.
 
"Jangan jajan, harus masak, kalau sekali jajan ibaratnya USD 7, sehari tiga kali itu sudah USD21. Sementara kalau beli beras itu USD5 itu, sayur segala macam  ayam itu buat seminggu bisa hanya USD20," terangnya.
 
Meski begitu, pihaknya tetap memantau perkembangan inflasi dan kondisi mahasiswa Indonesia di luar negeri. LPDP, kata dia, juga akan membuka kemungkinan untuk melakukan penambahan LA di tahun berikutnya jika inflasi berkepanjangan. 
 
"Kita lihat juga seberapa parah inflasinya, didengar kok. Kita sudah dengar dan sudah diperhatikan. Tapi ya itu, duitnya LPDP (Lembaha Pengelola Dana Pendidikan) enggak bakal tambah, segitu-segitu aja, kalau inflasi naik, berarti untuk intake atau kuota baru (penerimaan beasiswa LPDP tahun depan) dikecilin, pilihannya cuma itu," ujarnya.
 
Sebelumnya, harga kebutuhan pokok di Inggris terus merangkak naik. Minyak goreng, telur, roti, beras dan sejumlah bahan panganan mengalami rerata kenaikan harga hingga 8,5 persen.  Mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Inggris diminta berhemat, termasuk juga calon mahasiswa yang akan kuliah agar memperhitungkan kondisi tersebut. 

Inflasi Tertinggi

Inflasi saat ini mencapai 9,1 persen dan merupakan yang tertinggi sejak 40 tahun lalu. Oleh karena itu, mahasiswa Indonesia yang berencana melanjutkan studi di Inggris agar mencermati kondisi ini dan bijak mengelola keuangan, terutama penerima beasiswa pemerintah.
 
Hal tersebut disampaikan Gatot Subroto, Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) yang merupakan organisasi mahasiswa doktoral Indonesia se-Inggris Raya.
 
"Pada bulan September, Inggris akan memasuki tahun ajaran baru. banyak mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang mempersiapkan diri berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi S1 hingga S3. Mereka harus siap mengatur uang dengan baik, sebab biaya sewa rumah, listrik, gas, dan kebutuhan pokok naik drastis," ujarnya Minggu, 17 Juli 2022. 
 
Baca juga:  Hati-hati Harga Kebutuhan Pokok Meroket di Inggris, Mahasiswa Diminta Berhemat

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan