Lulusan peserta didik keaksaran dari Komunitas Baduy Membaca, Marno Sunarya. DOK Kemendikbudristek
Lulusan peserta didik keaksaran dari Komunitas Baduy Membaca, Marno Sunarya. DOK Kemendikbudristek

Peringatan Hari Aksara Internasional, Penuntasan Buta Aksara Terus Dipercepat

Renatha Swasty • 27 September 2023 23:03
Jakarta: Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) diselenggarakan setiap tanggal 8 September. Pada peringatan tingkat nasional tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong penuntasan buta aksara.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, mengatakan peringatan HAI tingkat nasional merupakan bentuk konsistensi Pemerintah Indonesia dalam penuntasan buta aksara dan peningkatan literasi penduduk dewasa. Hal itu melalui berbagai kegiatan inovatif pendidikan keaksaraan dasar dan lanjutan bagi warga masyarakat buta aksara.
 
“Melalui kebijakan Merdeka Belajar, masyarakat Indonesia dapat terus meningkatkan kompetensi literasi, numerasi, dan karakter anak bangsa, serta membangun pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan,” ujar Iwan Syahril pada Peringatan HAI Tingkat Nasional ke-58 Tahun 2023 dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 September 2023.

Setiap tahun, Kemendikbudristek terus menggalakkan program penuntasan buta aksara secara terstruktur. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, angka buta aksara di Indonesia usia 15-59 tahun mencapai 1,50 persen atau sekitar 2.666.859 orang.
 
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan data angka buta aksara pada 2021 yaitu 1,56 persen atau sekitar 2.761.189 orang. Iwan menyebut penurunan angka buta aksara merupakan salah satu indikator dari keberhasilan atau kemajuan pendidikan suatu negara atau bahkan telah menjadi komitmen dunia yang tertuang dalam program Education 2030 (Suistinable Development Goals’s).
 
“Peringatan HAI ini merupakan momen yang tepat bagi kita untuk memperkuat kembali komitmen terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pemulihan pembelajaran,” tutur Iwan.
 
Pelaksana tugas (Plt) Direktur PMPK, Aswin Wihdiyanto, mengatakan peringatan HAI 2023 merupakan momentum bagi Indonesia untuk bergabung dengan negara lain dalam mempercepat kemajuan mencapai Suistainable Development Goal 4.6 (SDG 4.6). Khususnya mengenai pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat dan merefleksikan peran literasi dalam membangun masyarakat lebih inklusif, damai, adil, dan berkelanjutan.   
 
“Peringatan Hari Aksara Internasional ini, juga berperan sebagai dasar menuju masyarakat Indonesia yang berliterasi sebagai representasi dari pendidikan berkelanjutan,” tutur Aswin.
 
Tema Peringatan HAI Tingkat Nasional ke-58 adalah ‘Merdeka Belajar untuk Memajukan Literasi di Tengah Transisi Peradaban Dunia: Membangun Fondasi untuk Masyarakat Damai dan Berkelanjutan’. Tema ini terinspirasi dari tema HAI UNESCO, yaitu ‘Promoting Literacy for a World in Transition: Building The Foundation for Sustainable and Peaceful Societies’.
 
Direktur UNESCO untuk Indonesia, Maki Hayashikawa, mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang turut memperingati HAI ke-58. Dia menyebut peringatan HAI menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bergabung mempromosikan transisi dunia dan membangun landasan bagi masyarakat yang berkelanjutan dan damai.
 
“Peringatan HAI tahun ini mengingatkan kita akan peran penting manusia, aspirasi kebutuhan dan kemampuan mereka, serta berkontribusi bagi lingkungan di mana mereka tinggal untuk mewujudkan aktivitas yang bermakna,” ucap Maki Hayashikawa.
 
Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan meningkatkan kesadaran dan memperkuat pesan bahwa literasi dan numerasi harus menjadi bagian integral dari seluruh upaya memajukan agenda SDG 4.6. “Mari kita bekerja sama mendorong literasi berdaya yang transformatif di semua tingkatan lintas sektor, untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar dia.
 
Dalam kesempatan ini, hadir lulusan peserta didik keaksaran dari Komunitas Baduy Membaca, Marno Sunarya, yang kini melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia. Marno menyebut peringatan HAI merupakan momentum untuk bangsa Indonesia terus bergerak memberantas buta aksara di Indonesia, mengingat masih banyak penduduk Indonesia yang masih belum bisa membaca.
 
“Kepada pegiat literasi di Indonesia, ayo kita orbitkan anak-anak Indonesia di daerah, khususnya di daerah 3T untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Selain terberantas buta hurufnya, mereka juga bisa mendapatkan pendidikan yang layak sehingga bisa menjadi lebih sejahtera lagi,” ujar pemuda yang kini kuliah pada Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia itu.
 
Hadir juga peserta didik keaksaraan lainnya dari Komunitas Baduy Membaca, Sariyah, yang membacakan surat untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Dalam surat tersebut, Sariyah mengungkapkan kebahagiaannya setelah belajar membaca, menulis, dan berhitung pada program keaksaraan.
 
“Setelah saya belajar pendidikan keaksaraan, saya bisa membaca, menulis, dan berhitung dan banyak manfaat yang saya rasakan. Saya bisa jualan lewat internet, jualan hasil kerajinan Baduy, dan bisa lebih percaya diri karena tambah wawasan," ujar Sariyah.
 
Baca juga: 6 Provinsi dengan Angka Buta Aksara Tertinggi di Indonesia

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan