Prosesi pengukuhan guru besar dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko, dan dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya, Prof. Aloisius Agus Nugroho. Dalam sambutan pembuka, Agustinus memberikan apresiasi kepada Prof. Dr. Dwinita.
“Kualitas cuaca di Jakarta yang sangat buruk di beberapa hari terakhir adalah ulah manusia, ulah kita sendiri. Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi ini yaitu dengan mendorong dan menuntut konsumen untuk berperilaku berkelanjutan. Orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. Dwinita sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini,” ujar Agustinus dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Dengan pengukuhan ini, Unika Atma Jaya menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar menjadi 27 Guru Besar tetap. Diharapkan dapat menjadi penyemangat bagi dosen-dosen tetap lain di Unika Atma Jaya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan berjuang untuk menjadi Guru Besar.
“Walaupun jumlah profesor yang mengajar di Unika Atma Jaya cukup banyak, karena memang sudah menjadi profesor saat masuk ke Unika Atma Jaya. Produktivitas Unika Atma Jaya dalam beberapa tahun kebelakang untuk mencetak guru besar dapat menjawab kekhawatiran terhadap jumlah Guru Besar tetap yang dimiliki,” ungkap Aloisius.
Prof. Dr. Dwinita menyampaikan Orasi Ilmiah dengan judul, Peran Keilmuan Pemasaran dalam Mendorong Perilaku Konsumen Berkelanjutan untuk Mendukung SDGs. Perilaku Konsumen Berkelanjutan “Perilaku konsumen yang berkelanjutan adalah tindakan konsumen yang berdampak pada pelestarian lingkungan. Artinya konsumen yang secara sukarela memilih produk-produk yang ramah lingkungan,” ucap Dwinita.
Lebih lanjut Dwinita menyoroti kesenjangan yang terjadi antara sikap dan perilaku konsumen terhadap berkelanjutan atau sustainable. Terdapat 3 kelompok konsumen, yaitu Fresh Green Young Consumer, Light Green Young Consumer, dan Dark Green Young Consumer.
Menurutnya, lingkungan penting bagi mereka, tetapi keputusan dan perilaku pembelian dapat berbeda tergantung pada pemahaman pentingnya untuk berkelanjutan. “Dari kelompok konsumen yang ada, kelompok konsumen muda "light green" menjadi responden terbanyak.
Di mana mereka mempertimbangkan dampak lingkungan dalam pengambilan keputusan, tetapi tidak selalu tercermin dalam keputusan pembelian. Inilah yang disebut oleh banyak peneliti sebagai kesenjangan sikap dan perilaku.” ungkap Dwinita.
Mengantropomorfiskan Alam
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup, Dwinita mengajak pelaku industri untuk mengantropomorfiskan alam. Sifat antropomorfis mempengaruhi perilaku berkelanjutan. Ini berarti bahwa semakin konsumen beranggapan bahwa alam mempunyai kesamaan dengan manusia maka akan semakin tinggi keinginan untuk berperilaku berkelanjutan.“Maka, pesan pemasaran yang meminjam karakter dan emosi Manusia, seperti gunung yang “marah,” ikan-ikan di laut yang “menderita,” hutan yang “meminta tolong” akan mendorong perilaku konsumen untuk melindungi alam,” tambah Dwinita.
Banyak tindakan berkelanjutan dipandang sebagai upaya, memakan waktu, atau sulit dilakukan, yang dapat menjadi penghalang untuk tindakan berkelanjutan. Salah satu strategi untuk mendorong pembentukan kebiasaan yang berkelanjutan adalah membuat tindakan lebih mudah dilakukan.
“Kepribadian merek yang dinilai baik akan membuat konsumen bersedia mengikuti perilaku berkelanjutan yang dianjurkan oleh merek tersebut,” ungkap Dwinita.
Sementara itu apresiasi diberikan oleh Rektor Unika Atma Jaya kepada jajaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dipimpin oleh Dr. Irenius Dwinanto Bimo. “Apa yang disampaikan dalam orasi ilmiah kali ini merupakan ciri khas yang menonjol dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dimana perspektif tentang keberlanjutan mulai berkembang di Unika Atma Jaya,” ungkap Agustinus.
Baca juga: Guru Besar UI Ungkap Pentingnya Matematika Menghadapi Era Society 5.0 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id