Guru besar baru Universitas Indonesia Kiki Ariyanti. DOK UI
Guru besar baru Universitas Indonesia Kiki Ariyanti. DOK UI

Guru Besar UI Ungkap Pentingnya Matematika Menghadapi Era Society 5.0

Renatha Swasty • 11 Agustus 2023 10:54
Jakarta: Guru Besar dalam Bidang Ilmu Graf dan Kombinatorika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia, Kiki Ariyanti, mengungkap pentingnya peran matematika menghadapi era society 5.0. Hal itu disampaikan dalam orasi ilmiah berjudul “Pelabelan Graf, Keragaman Pola dalam Matematika” saat pengukuhan guru besar.
 
Kiki menjelaskan kunci teknologi abad 20 sangat terkait dengan pengumpulan, pemrosesan, dan pendistribusian informasi. Dalam kehidupan abad 21 yang dikenal dengan era society 5.0 saat ini, manusia sangat bergantung pada jaringan komunikasi.
 
Semua proses kemajuan teknologi informasi ini sangat didukung oleh ilmu matematika. Di sisi lain, digitalisasi proses baik dalam bisnis maupun pendidikan serta hal-hal lain pada organisasi sudah banyak diterapkan pada era society 5.0.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan pengamanan dokumen digital dalam penyimpanan maupun dalam pengiriman. Salah satu algoritma pengamanan data yang menggunakan konsep matematika adalah Algoritma RSA (Rivest, Shamir, Addleman).
 
Kiki menuturkan pengirim memilih dua pasang bilangan prima yang cukup besar dan menggunakan kedua bilangan prima tersebut menjadi suatu bilangan. Proses mengalikan dan  menjadi akan sangat mudah, tetapi memfaktorisasi menjadi dan masih merupakan hal yang sangat sulit dan sampai saat ini belum dapat dipecahkan.
 
Berdasarkan konsep matematika sederhana ini, kriptografi RSA terbukti sangat aman sejak ditemukan pada 1977 dan tetap bisa dipakai sampai saat ini. Dalam melakukan pengembangan matematika, Kiki mengatakan biasanya akan dilakukan klasifikasi, yaitu matematika teori dan matematika aplikasi.
 
Umumnya, matematika aplikasi dikembangkan berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata yang perlu dicari solusinya, sehingga aplikasinya sudah diketahui. Sedangkan, matematika teori muncul karena keinginan untuk mengetahui stuktur dan sifat dari berbagai objek di matematika.  
 
Pada dasarnya, mempelajari matematika adalah mengamati pola, sehingga matematika juga kadang disebut sebagai sains dari pola. Dari pola-pola yang diperoleh, dapat diabstraksi menjadi konsep matematika.
 
Diagram sederhana yang sekarang disebut sebagai graf atau jaringan bagi peneliti di sains komputer dan teknik dapat memodelkan berbagai kejadian sehari-hari. Representasi yang paling sederhana adalah graf yang menunjukkan peta jalan, di mana titik merepresentasikan kota dan busur (garis dalam diagram) menyatakan jalan yang menghubungkan kedua kota.
 
“Untuk selanjutnya titik akan disebut simpul dan garis disebut busur. Graf dapat diaplikasikan ke berbagai bidang. Salah satu yang melekat dalam keseharian kita adalah penggunaan Google Map, yang cara bekerjanya berdasarkan pencarian lintasan terpendek dalam graf,” papar Kiki dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Agustus 2023.
 
Dia mengatakan salah satu bidang penelitian di teori graf, yaitu pelabelan graf. Pelabelan graf adalah pemberian label pada elemen graf yang bisa berupa simpul, busur, dan muka, atau mungkin kombinasinya dari suatu graf.
 
Label yang diberikan biasanya berupa bilangan bulat, meskipun ada juga pelabelan yang menggunakan label bilangan rasional. Apabila label dapat merepresentasikan warna, permasalahannya disebut sebagai pewarnaan graf.
 
Hal yang sangat menarik dalam penelitian pelabelan adalah dengan menambah atau mengurangi beberapa simpul atau busur, seringkali memberikan pola yang berbeda sangat jauh. Kepekaan dalam melihat pola yang ditekankan dalam mempelajari matematika, diharapkan dapat membuat semua pihak dapat melihat lebih jelas masalah yang dihadapi.
 
Matematika, termasuk pelabelan graf, tidak hanya mengajarkan hal-hal yang sudah ditemukan di masa lalu, tetapi juga bisa mengajak siswa dan mahasiswa menemukan suatu pola atau hal baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Hal ini merupakan inti dari penelitian yang skalanya bisa untuk tingkat sederhana sampai lebih kompleks.  
 
“Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, konsep baru bisa saja dimulai dari hal sederhana. Bergantung kita, apakah penemuan atau pemikiran dan pertanyaan sederhana itu dapat dikembangkan. Sehingga, pengajaran matematika dan kecintaan terhadap matematika perlu dikuatkan. Tanggung jawab ini juga menjadi tanggung jawab bersama, termasuk kita yang menjadi dosen di perguruan tinggi,” kata Kiki.
 
Kiki menyelesaikan pendidikan Sarjana Matematika di UI pada 1985 dan pada 1987 ia berhasil mendapatkan gelar Magister Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, dia menamatkan pendidikan doktoralnya di University of Ballarat (Federal Univ), Australia pada 2006.
 
Beberapa karya ilmiahnya berjudul, Modular Irregularity Strength on Some Flower Graphs (2023); Two Types Irregular Labelling on Dodecahedral Modified Generalization Graph (2023); Distance-Local Rainbow Connection Number (2022); dan Uncertain Hypergraphs: A Conceptual Framework and Some Topological Characteristics Indexes (2022).
 
Baca juga:

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan