Ilustrasi guru. DOK Puslapdik Kemendikbud
Ilustrasi guru. DOK Puslapdik Kemendikbud

Hari Guru Nasional 25 November, Ini Sejarah Peringatannya

Muhammad Syahrul Ramadhan • 18 November 2023 12:36
Jakarta: Setiap tanggal 25 November Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Penetapan Hari Guru Nasional ini  berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
 
Peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November setiap tahunnya ini juga bertepatan dengan hari lahirnya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Itulah kenapa Hari Guru Nasional ini lekat dengan PGRI.
 
“Bahwa tanggal 25 Nopember selama ini telah diperingati sebagai hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia dan sebagai upaya untuk mewujudkan penghormatan kepada guru, dipandang perlu menetapkan tanggal 25 November tersebut sebagai Hari Guru Nasional,” tulis Keppres tersebut seperti dikutip Medcom.id, Sabtu, 18 November 2023.

Sejarah Hari Guru Nasional

Sejarah Hari Guru Nasional ini tidak lepas dari perjuangan pendidikan di era abad 20-an. Kala itu di era Hindia-Belanda, pemerintah Hindia Belanda membagi-bagi strata sosial, termasuk untuk profesi guru.

Hal ini membuat guru bumiputera yang berasal dari kalangan biasa, seperti pedagang, petani, atau pegawai mendapat upah kecil. Selain itu, ijazah juga mempengaruhi upah yang diterima oleh guru.
 
Pemerintah Hindia Belanda memang menjadikan ijazah sebagai patokan kualitas guru. Rata-rata guru berpangkat tinggi berasal dari lulusan sekolah khusus orang Eropa yang biasanya hanya bisa dimasuki oleh kalangan priyayi atau bangsawan berkedudukan tinggi. Berikut daftar upah guru pada masa kependudukan Belanda:
  1. F70-F250 (gulden) per bulan – Guru lulusan Hogere Kweekschool (HKS) atau Hollands Inlands Kweekschool (HIK)
  2. F75-150 per bulan – Guru lulusan Pendidikan Keguruan (Kweekschool), biasanya menjabat sebagai Kepala Sekolah Kelas Satu atau Guru Sekolah Kelas Satu
  3. F130 per bulan – Guru lulusan Hoofdacte
  4. F125 per bulan – Guru lulusan Europese Kweekschool
  5. F30-45 per bulan – Guru lulusan Sekolah Guru (Normaalschool)
  6. F20-30 per bulan – Guru bantu Sekolah Kelas Dua lulusan Kursus Bantu
  7. F7,50 per bulan – Guru lulusan Sekolah Desa.

Kesenjangang upah inilah yang kemudian membuat guru menuntut kenaikan upah. Lalu dari situ juga terbentuk organisasi yang menaungi guru, yaitu PGHB atau Perserikatan Guru Hindia Belanda pada 1912. Organisasi tersebut merupakan bentukan dari salah satu anggota Pengurus Besar Budi Utomo, Raden Mas Ngabehi Dwidjosewojo – guru kalangan priyayi.
 
PGHB ini kemudian pecah pada 1919. Meski begitu anggotanya tetap melakukan pergerakan.
Hingga pada 1930-an, PGHB berusaha kembali dengan bergabung bersama Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri (PVPN) – perpustakaan serikat pekerja pegawai negeri di luar pengaruh partai politik lainnya.
 
Bersama dengan PVPN, PGHB terus memperjuangkan nasib pendidik di bumiputera dengan berserikat dengan organisasi pergerakan lainnya, seperti Budi Utomo, Sarekat Amob, Pasundan, Kaum Betawi, Jong Celebes, dan Sarekat Sumatera untuk menentang penghematan besar-besaran terkait bidang pengajaran pemerintah Hindia Belanda.

Terbentuknya Persatuan Guru Indonesia

Setelah bergabung bersama organisasi pergerakan nasional, pada 1933, PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia atau PGI. Peralihan nama PGHB menjadi PGI meresahkan pemerintah Hindia-Belanda lantaran penggunaan bahasa “Indonesia” pada nama organisasi tersebut dianggap menunjukkan semangat nasionalisme yang mengkhawatirkan Hindia-Belanda.
 
Baca juga: Sejarah dan Lirik Lagu Hymne Guru Lengkap dengan Not Angkanya
 

Peran PGI memajukan pendidikan pribumi

PGI terus mengupayakan kemajukan pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui Kongres PGI yang diadakan tiap tahun. Melalui kongres PGI ke-25 di Madiun pada 25-26 November 1936, PGI menentang keputusan pemerintah untuk memindahkan kegiatan pengajaran dari tangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
 
Tentunya, hal ini dilatarbelakangi dengan kondisi perlengkapan pengajaran yang tidak memadai serta PGI khawatir pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan sistem pengajaran yang kompleks yang nantinya akan berakibat pada kemunduran pendidikan masyarakat Indonesia.
 
Selain itu, PGI juga merumuskan adanya sistem wajib belajar bagi masyarakat pada kongres ke-26nya di Bandung, serta menuntut adanya perbaikan upah guru dan keuangan daerah kepada Pemerintah Hindia Belanda pada kongres ke-27 di Malang.
 
Gerakan PGI mengalami kemunduran ketika Jepang mulai menduduki wilayah Indonesia lantaran pemerintah Jepang melarang segala bentuk organisasi atau pergerakan Indonesia serta menutup sekolah dan institusi pendidikan di Tanah Air.

PGRI dan Hari Guru Nasional

Kemudian, situasi berangsur mengalami perubahan sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di mana hal ini menggerakkan guru serta tenaga pendidik lainnya untuk mengadakan kembali Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta. Dalam kongres ini, guru sepakat menghilangkan strata sosial guru.
 
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dibentuk tepat 100 hari setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
  1. Mempertahankan serta melengkapi Kemerdekaan Republik Indonesia
  2. Meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan Indonesia
  3. Membela hak-hak serta nasib kaum buruh, khususnya guru atau tenaga pendidik
Itu tadi sejarah Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan