"Kita tidak lagi bicara keindahan. Kita harus mengembangkan wisata yang adaptif covid-19, wisata yang aman untuk mengurangi sentimen negatif mulai dari orang berangkat sampai akan pulang," kata dia dalam Media Group News Summit Indonesia 2021, Kamis, 28 Januari 2021.
Sari menyebut, fasilitas keamanan berwisata harus dipersiapkan. Misalnya ada penggratisan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes usap (swab).
"Kemudian ada tracing berkala kepada pengelola. Pasar pariwisata harus terkontrol untuk bisa menumbuhkan kembali kegiatan," terangnya.
Baca juga: Pusat Unggulan CCS, Aksi Nyata ITB Tekan Emisi Karbon Dioksida
Selain itu dia mengingatkan, dalam mengelola wisata dalam pandemi harus berhati-hati. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, harus ada gas dan rem.
"Nah sekarang bagaimana kecepatan menggasnya seperti apa. Menggasnya apakah 120 km/jam, lalu jadi kecelakaan? ini harus kita hindari," kata dia.
Sari menyebut, langkah menciptakan pariwisata yang aman menjadi modal jangka panjang promosi pariwisata. Sebab, Indonesia sebagai destinasi wisata memiliki krisis kebencanaan alam.
"Saya selalu bicara jangka panjang. Selalu ada laporan risiko krisis bencana. Kita dalam catatan internasional masuk 10 besar negara dengan bencana alam, lalu terorisme, ini yang harus jadi catatan agar sentimen travel kita jadi positif," pungkas Sari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id