Dirjen Paud Dikdasmen Kemendikbud, Jumeri. Foto: Zoom
Dirjen Paud Dikdasmen Kemendikbud, Jumeri. Foto: Zoom

Merdeka Belajar

Ini Perbedaan Tiga 'Program Penggerak' Kemendikbud

Ilham Pratama Putra • 04 Februari 2021 19:28
Jakarta:  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar episode ketujuh, yakni program Sekolah Penggerak. Ini bukanlah program pertama yang memakai kata penggerak dari Kemendikbud.
 
Sebelumnya sudah ada program Guru Penggerak dan Program Organisasi Penggerak (POP). Ketiganya terkesan sama karena memiliki esensi pada peningkatan mutu sekolah hingga kualitas guru dan kepala sekolah.
 
Namun Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud Jumeri menyebut ada penekanan yang berbeda dari tiga program tersebut. Sekolah Penggerak, kata dia, digerakkan oleh pemerintah sedangkan POP digerakkan oleh organisasi masyarakat (Ormas).

"Kalau POP itu berbasis pada kekhususan yang dimiliki penyelenggara POP itu (ormas). Mungkin ada fokus ke pembinaan peserta didik, pembelajaran, lebih ke gurunya," kata Jumeri dalam Bincang Pendidikan dan Kebududayaan yang digelar secara virtual, Kamis, 4 Februari 2021.
 
Baca juga:  Lolos Sekolah Penggerak, Kepala Sekolah Tak Boleh Pindah Selama 4 Tahun
 
Sedangkan Sekolah Penggerak merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan diselenggarakan bersama sekolah. Keterlibatan dan kemampuan kepala sekolah menjadi penentu keberhasilan Sekolah Penggerak.
 
Sementara Guru Penggerak adalah proses penyiapan guru oleh Kemendikbud. Guru menjadi mentor pada lingkungannya.  "Guru Penggerak ini diharapkan dapat menjadi pemimpin pembelajaran di lingkungannya masing-masing, untuk menggerakkan proses perubahan," jelas Jumeri.
 
Satu-satunya hal yang sama dari program ini hanyalah fokus pengembangannya yang bermuara pada Sumber Daya Manusia di sekolah. Pengembangan SDM ini kata dia akan memuluskan keberlangsungan transformasi pendidikan.
 
"Dengan SDM ada jaminan bahwa proses tranformasi lebih mulus karena ada kesadaran dari dalam sekolah sendiri secara internal," tutup Jumeri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan