"PJJ itu hanya efektif 30 persen, jadi 70 persen memang apa yang disebut learning loss itu benar-benar terjadi," kata Huda kepada Medcom.id, Kamis, 6 Mei 2021.
Menurut dia, PJJ tidak efektif lantaran dunia pendidikan masih gagap terhadap teknologi. Guru kaget ketika harus melakukan kegiatan belajar mengajar lewat perantara teknologi.
"Karena guru kan baru pertama kali adaptasi terhadap digital, pertama kali mengajar jarak jauh. Anak-anak juga baru mengalami ini, orang tua juga sebagai guru juga baru," lanjut Huda.
Baca: Nadiem: PTM Terbatas untuk Selamatkan Kesehatan Mental Siswa
Huda mengatakan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas menjadi salah satu opsi untuk menekan learning loss. Ia mendukung PTM terbatas segera dilakukan di seluruh sekolah.
"Alasannya ya learning loss, kedua banyak perilaku menyimnang di anak-anak, kemudian banyak anak yang menjadi tenaga kerja serabutan membantu keuangan orang tua. Ini kenapa PTM terbatas segera dibuka," tutup Huda.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan kualitas PJJ sudah sangat menurun. Sebab, ketimpangan digital sebagai faktor yang menghambat PJJ, tak kunjung bisa dituntaskan selama hampir satu tahun lebih.
"Kualitas PJJ ini terus menurun. Ada beberapa kendala yang dialami, ada masalah konektivitas, tidak punya gawai sehingga PJJ sangat sulit dilakukan di sejumlah daerah," kata Nadiem dalam talkshow daring dalam rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Rabu, 5 Mei 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News