Dosen Pendidikan Khusus (PKh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Joko Yuwono mengatakan, anak dengan autisme memiliki hak-hak yang harus dipenuhi di masa pandemi covid-19. Akses kesehatan adalah yang utama.
"Orang tua dan guru harus memastikan anak-anak autis tetap berada di rumah, terawasi, dan terlindungi dari bahaya virus covid-19 yang membabi buta," jelas Joko mengutip siaran pers UNS, Sabtu, 3 April 2021.
Peneliti di Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS itu menambahkan, akses pendidikan juga harus tersedia bagi anak dengan autisme. Para orang tua maupun guru harus memastikan layanan pendidikan yang bermakna dan tepat bagi mereka.
Baca: Kemendikbud Berencana Bangun Pusat Prestasi Siswa Berkebutuhan Khusus
Menurut dia, guru dapat menyiasatinya dengan mengembangkan kreativitas untuk menjangkau anak-anak. Begitu pun orang tua anak autis, mereka dapat memaksimalkan aktivitas di rumah sebagai bagian dari stimulasi perkembangan anak agar tetap tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Dalam merawat anak autis, tentu orangtua akan menghadapi berbagai persoalan. Joko memaparkan, terdapat empat tantangan yang dihadapi orang tua yakni berkaitan dengan dirinya sendiri dan anak autis, keluarga, professional, dan masyarakat. Persoalan dengan anak autis dapat dikatakan sebagai persoalan utama karena orang tua seringkali dihadapkan dengan perilaku anak autis yang sangat rumit dan dibutuhkan waktu yang cukup panjang dalam memberikan treatment.
Persoalan dengan keluarga merupakan persoalan penyerta sebagai dampak dari kehadiran anak autis. Begitu pun persoalan yang berhubungan dengan professional dalam menjalin hubungan penanganan dan masyarakat.
Baca: Penilaian Akademis Anak Penyandang Disabilitas Selama Pandemi Berubah
Ia mengatakan, orang tua dihadapkan pada persoalan hidup di masyarakat dan reaksi keluarga dari pasangan, mertua, atau bahkan dalam keluarga sendiri. Hal yang lebih nyata sebenarnya adalah bagaimana orang tua menghadapi perilaku anak autis itu sendiri. Joko menekankan, menjadi orang tua anak autis memang bukan hal yang mudah maka diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
"Dibutuhkan kekuatan bersama dari keluarga, suami, istri, anak, dan mertua yang semua itu adalah keluarga inti. Bersama-sama adalah cara terbaik untuk menghadapi masalah dan menggapai masa depan anak menjadi lebih baik," ujarnya.
Pada peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia ini, Joko berharap agar anak-anak autis semakin diperhatikan pendidikannya, dapat mengakses dunia kerja, dan biaya penanganan anak autis yang semakin terjangkau. Ia berharap anak-anak autis semakin terperhatikan pendidikannya dan semakin yang dapat mengakses dunia kerja.
"Juga, semoga banyak guru yang mengerti tentang anak autis yang tentu harus dilatih dan biaya penanganan anak autis yang murah atau dibiayai negara, terutama yang dari keluarga tidak mampu," ungkap Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News