SDN 01,03,dan 05 Palmerah, Jakarta, merupakan salah satu dari 100 bangunan sekolah yang direhabilitasi total oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta tahun ini. Kondisi sekolah sudah sangat tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar, dan tentu membahayakan bagi siswa itu sendiri.
Medcom.id mencoba menyambangi bangunan sekolah yang terletak di Jalan Palmerah Utara nomor 80 Jakarta Barat itu. Bangunan sekolah sudah rata dengan tanah, karena konsekuensi rehabilitasi total bangunan adalah, tidak hanya bersifat perbaikan, melainkan bangunan lama harus dirobohkan dan dibangun ulang.
Belum nampak proses pembangunan sekolah. Hanya ada beberapa pekerja kontraktor yang sedang menguji kadar kualitas tanah untuk menancapkan pondasi bangunan.
"Sekolah dirobohkan seminggu sebelum puasa, dan ini baru akan mulai dibangun. Baru pagi ini saya melihat tukang mengambil sampel tanah dan kedalaman tanah," kata Syahruddin salah satu pedagang, di sekitar lokasi bangunan sekolah kepada Medcom.id, Kamis, 19 Juli 2018.
Baca: Sekolah Rusak di Jakarta Mulai Dirobohkan
Menurut Syahruddin yang sehari-hari berjualan di sekitar sekolah, sebelum direhabilitasi total, bangunan sekolah sangat tidak layak. Kondisi lantai sudah mengelupas. Pun dengan jendela, dan tembok sudah keropos dan rapuh.
"Dicek oleh pihak bangunan konsultan, memang sudah enggak layak," ucapnya.
Bangunan sekolah ini menampung kurang lebih 600 siswa dari tiga sekolah SDN 01,03, dan 05 Palmerah. Untuk sementara waktu mereka diungsikan ke SDN 07 Palmerah yang berjarak kurang lebih 80 meter dari sekolah yang lama.
Berstatus sebagai siswa yang menumpang, para siswa SDN 01,03, dan 05 harus berbagi waktu dengan siswa lain. Mereka masuk sekolah dengan berbagi shift, yakni di siang hari saat siswa SDN 07 selesai belajar.
"Kalau SDN 07 itu masuk pagi, dari jam 07.00-13.00 WIB, kalau SDN 01 itu dari 13.00-17.30 WIB," ujar salah satu staf administrasi SDN 01 kepada Medcom.id.
Salah satu pekerja proyek yang enggan disebut namanya menjelaskan, ruang kelas yang dibongkar terdiri dari 18 ruangan kelas. Dengan ukuran masing-masing 6x3 meter. Ditambah tiga ruang kepala sekolah.
Proses pembangunan sekolah ini, baru dimulai sekitar dua bulan lalu. Pihak kontraktor saat ini sedang menguji sampel tanah untuk mengukur kedalaman tiang pondasi yang ditancapkan.
"Kalau sudah dapat hasil tanahnya, baru bisa nentuin kedalaman tanah dan pondasinya, lalu setelah itu baru didesain pembangunannya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News