Berdasarkan data terakhir yang dirilis UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) Institute for Statistic (UIS) tahun 2015, hanya tiga negara di Asia Pasifik yang mengalokasikan anggaran di atas rerata anggaran yang direkomendasikan oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), atau sebesar 1,1 persen dari total anggaran pemerintah.
"Negara tersebut adalah Vietnam, Kyrgyzstan dan Mongolia. Sedangkan anggaran PAUD di negara lainnya, termasuk Indonesia masih di bawah rerata tersebut," sebut Dwi Priyono, Direktur SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (CECCEP), dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Baca: Sorong Didorong Pelopori Program Gizi Anak Sekolah
Oleh karena itu, sebanyak 16 negara di Asia Pasifik berkumpul untuk membahas inovasi pendanaan program PAUD, di Sanur, Bali pada 24 dan 25 September 2018. Negara tersebut antara lain Australia, Singapura, Malaysia, Fiji, Thailand, dan Bhutan.
"Dengan anggaran PAUD yang terbatas maka negara negara di Asia Pasifik menghadapi tantangan untuk mencapai salah satu target SDG’s (Sustainable Development Goals) di 2030 yakni memberikan layanan PAUD yang berkualitas," ujar Dwi.
Pertemuan negara-negara di Asia Pasifik tersebut bertajuk "Regional Consultation Workshop on Innovative Financing Mechanism and Partnership for Early Childhood Care and Education". Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) , SEAMEO CECCEP, UNESCO Bangkok dan Korea Trust in Fund.
Dwi menyebutkan, pertemuan ini bertujuan untuk mencari inovasi pendanaan program PAUD yang paling tepat. Pada kegiatan ini, sejumlah negara memaparkan praktik baik tentang pendanaan program PAUD di negara masing-masing, sehingga diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara lain.
Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah pembicara dari Amerika Serikat dan Kobe University, Jepang. "Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan buku pedoman inovasi pendanaan PAUD dan mekanisme kemitraan untuk kawasan Asia Pasifik," terangnya.
Maki Hayashikawa, Direktur UNESCO Bangkok mengatakan terdapat tiga tantangan dalam pembiayaan program PAUD. Yakni minimnya alokasi anggaran, belum adanya kesinambungan anggaran, dan kurangnya koordinasi anggaran antarinstansi yang menangani program PAUD.
“PAUD sangat penting bagi masa depan sebuah negara, anak-anak usia PAUD adalah calon pemimpin masa depan yang harus dipupuk sejak dini. Oleh karena itu, PAUD bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga swasta, organisasi sosial, dan seluruh masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id