Dosen Departemen Psikologi Klinis Fakutas Psikologi Unpad Aulia Iskandarsyah menjelaskan mengenai perangkat VR berbasis Virtual Reality Exposure Therapy untuk terapi rasa takut dan fobia. DOK Unpad
Dosen Departemen Psikologi Klinis Fakutas Psikologi Unpad Aulia Iskandarsyah menjelaskan mengenai perangkat VR berbasis Virtual Reality Exposure Therapy untuk terapi rasa takut dan fobia. DOK Unpad

Dosen Unpad Kembangkan Terapi Rasa Takut dan Fobia Lewat Teknologi VR

Renatha Swasty • 02 November 2022 14:28
Jakarta: Proses terapi rasa takut dan fobia dalam diri seseorang memerlukan peran psikolog. Psikologi memiliki prosedur intervensi yang dilakukan oleh psikolog.
 
Salah satu kendala dalam pelaksanaan prosedur tersebut memiliki biaya tinggi dan tenaga pendukung kompeten. Dosen Departemen Psikologi Klinis Fakutas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Aulia Iskandarsyah mengembangkan perangkat Virtual Reality (VR) berbasis Virtual Reality Exposure Therapy untuk terapi rasa takut dan fobia. Teknologi VR memiliki keunggulan potensial dalam terapi untuk mengatasi rasa takut dan fobia.
 
“Pertama, penggunaannya mudah. Seseorang bisa mengundang sesuatu/lingkungan yang dia takuti tanpa harus ke dunia nyatanya,” kata Aulia dalam acara Hard Talk Edisi “Virtual Reality untuk Terapi Rasa Takut dan Fobia” di kanal YouTube Unpad dikutip dari laman unpad.ac.id, Rabu, 2 November 2022.

Aulia mencontohkan seseorang yang takut terbang, melalui perangkat VR akan dihadirkan lingkungan virtual seolah-olah dia sedang berada di bandara atau pesawat terbang. Hal ini menjadi esensi dari penggunaan teknologi VR sebenarnya, yaitu menghadirkan realitas ke dalam dunia virtual, bukan sebaliknya.
 
Keunggulannya lainnya, efektivitas biaya karena prosedur intervensi oleh psikolog tidak perlu dalam ruangan khusus. Selain itu, perangkat ini mampu memberikan kepercayaan pasien/klien sendiri yang memiliki kemampuan untuk mempelajari ulang sesuatu dan mengatasi ketakutan yang dimilikinya.
 
“Handling-nya ada dalam diri dia (pasien),” ujar dia.
 
Aulia mengatakan rasa takut dan fobia dalam seseorang salah satunya disebabkan dari proses belajar manusia. Proses intervensi psikologis untuk mengatasi hal tersebut dengan mempelajari ulang (relearning). Sehingga, seseorang lebih bisa menjadi “rasional” dalam memandang rasa takutnya tanpa mengganggu fungsi dan kualitas hidupnya.
 
Pengembangan VR untuk terapi rasa takut dan fobia ini telah dilakukan sejak 2017. Pengembangan riset ini dilakukan bersama peneliti lain di Fakultas Psikologi dan Fakultas MIPA Unpad. Teknologi VR menggunakan perangkat Oculus Quest 2 ini dinilai lebih ringkas dari berbagai teknologi yang dikembangkan.
 
Studi awal berupa intervensi untuk mengatasi rasa takut akan gelap. Aulia mengatakan mereka yang telah mencoba mengalami penurunan intensitas rasa takut gelap.
 
“Bukan jadi sama sekali tidak takut, tapi intensitasnya berkurang,” papar dia.
 
Studi lainnya, mengatasi rasa cemas berbicara di depan publik. Dalam melakukan intervensi, tim menyiapkan level tertentu yang akan dihadapi pengguna. Perbedaan dari setiap level adalah jumlah audiens yang akan dihadapi pengguna.
 
“Ketika dia mengatasi satu sesi, maka dia akan masuk ke sesi (level) berikutnya, sehingga itu menambah kepercayaan dirinya. Dan hasil risetnya menunjukkan orang yang telah melakukan latihan dengan simulasi VR ini dia lebih percaya diri dan berkurang rasa cemasnya untuk melakukan prestasi di depan orang,” beber dia.
 
Aulia mengatakan tim menggunakan sistem penghargaan (reward) sebagai upaya meningkatkan kepercayaan diri. Jadi, ketika seseorang berhasil menyelesaikan satu level, sistem akan menampilkan reward atau ucapan yang mendukung untuk bisa melangkah ke level berikutnya.
 
“Ini metode untuk memperkuat,” ujar dia.
 
Aulia menyebut teknologi VR di luar negeri sudah lama digunakan untuk terapi. Hanya saja, Indonesia belum terlalu familiar dengan aktivitas tersebut.
 
“Saya kira Unpad menjadi salah satu yang pertama mengembangkan ini,” ujar dia.
 
Baca juga: Tingkatkan Produksi, Guru Besar Unpad Teliti Lele Mutiara Transgenik

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan