Bambang menyampaikan orasi berjudul Green Sufisme dan Green Faith Gerakan Ekologi Spiritual Global dalam Merespons Perubahan Iklim di Indonesia dan Amerika dalam sidang senat pengukuhan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Tasawuf.
“Pemikiran seperti ini menyebabkan alam seringkali dieksploitasi tanpa mempertimbangkan akibatnya. Padahal, alam merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan dengan baik,” papar Bambang dikutip dari laman uinjkt.ac.id, Jumat, 24 Maret 2023.
Bambang mengatakan eksploitasi muncul dalam berbagai bentuk, seperti perusakan hutan dengan membabat berbagai tanaman. Hal ini tidak hanya merusak tanaman hijau, melainkan juga seluruh organisme hidup yang tumbuh dan tinggal di dalamnya.
Bahkan, perusakan juga menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup manusia sendiri. “Kita bisa bayangkan kalau lingkungan rusak, kita terus dihantam virus, gempa, longsor, dan bencana alam. Kalau ini terus terjadi, maka lima tujuan syariat (maqashid al-syari’ah) bisa tidak terlaksanakan,” papar dia.
Bambang menyebut mengatasi kerusakan lingkungan tidak cukup dengan hanya pendekatan normatif dan teknologi. Apalagi, eksplotasi lahir dari krisis spiritual dan keagamaan, sehingga pendekatan spiritual juga perlu digunakan dalam merespons situasi ini.
Dia menjelaskan bila merujuk studi-studi Islam, gerakan spiritual ada dalam Tasawuf. Bambang mengatakan Tasawuf harus turut berperan dalam merespons kerusakan lingkungan yang makin parah.
"Ia tidak boleh hanya sekadar mengajarkan bagaimana menjadi manusia suci, sekadar mengajarkan ilmu tentang maqomat dan ahwal, tapi tidak berbasis pada kerusakan lingkungan yang semakin parah,” tutur dia.
Bambang menuturkan doktrin mahabbah seharusnya tidak hanya ditujukan kepada sang pencipta. Tetapi juga ditujukan pada bumi dan seluruh makhluk ciptaan-Nya.
"Jargon “man lam yadzuq lam ya’rif” sejatinya diimplementasikan dalam bentuk ikut merasakan kesedihan akibat bumi yang kita huni ini terus terdesak, tersakiti karena kerakusan manusia,” ujar dia.
Bambang mengungkapkan menjadikan paradigma spiritual sebagai solusi atas krisis lingkungan terlihat dari pengalaman Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut, Jawa Barat. Selain mempelajari keilmuan Islam, santri diajarkan sikap menghargai alam melalui kurikulum bertani dan berkebun yang penuh penghargaan terhadap alam.
“Santri diajarkan bertanam, cinta bercocok tanam, dan memakan apa yang ditanam sebagai refleksi mahabbah sekaligus syukur seperti diajarkan dalam Tasawuf,” beber dia.
Bambang menawarkan gagasan Green Sufisme dalam menjadikan perspektif spiritual sebagai salah satu solusi penyelesaian krisis lingkungan. Gagasan ini ia definisikan sebagai gerakan spiritual yang menggabungkan ajaran Sufisme dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup atau kesadaran ekologis dan kesadaran spiritual sebagai entitas yang saling terkait.
Solusi perspektif spiritual seperti Green Sufisme juga ditemukan dalam gerakan Green Faith di Amerika. Gerakan ini muncul dengan agenda kerja sama antara agama dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada masyarakat agama-agama di dunia.
Bambang menilai kesamaan Green Sufisme dan Green Faith sebagai dimensi spiritual agama dengan titik tekan pemeliharaan alam lingkungan bisa menjadi jawaban dalam mengoptimalkan kesadaran lingkungan di tengah-tengah umat manusia. Dia melihat kedua hal ini perlu dikolaborasikan, saling bertumbuh dengan saling belajar, dan berbagi pengalaman dalam merespons isu-isu lingkungan.
Dia mengatakan dunia kampus bisa memberi contoh lebih dulu melihat potensi perspektif spiritual seperti Green Sufisme dan Green Faith sebagai solusi krisis lingkungan. Selain menggulirkan sebagai isu internasional, Green Sufisme dan Green Faith bisa menjadi mata kuliah tersendiri di lingkungan PTKIN.
“Lainnya dengan mengembangkan program-program Green Sufisme dan Green Faith yang berkelanjutan di lingkungan kampus,” ujar dia.
Misalnya, perbaikan tata kelola sampah bernilai ekonomis dengan menjadi pupuk kompos atau pakan ternak, pemeliharaan lingkungan dengan membatasi penggunaan plastik, penanaman pohon dan penyediaan taman hijau. Lainnya, efisiensi penggunaan air dan penggunaan transportasi ramah lingkungan.
Baca juga: Selamat! Isnawati Rais Ditetapkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fikih |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News