Dirjen Vokasi (Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto menyebut, paket-paket tersebut dimulai dari pembentukan kurikulum bersama. Hingga perjanjian penyerapan lulusan menjadi tenaga kerja.
"Kurikulum itu di dalamnya ada penyusunan materi training dan sertifikasi. Dosen dari industri juga bisa mengajar rutin di kampus. Program magang juga nantinya harus disesuaikan," kata Wikan dalam konferensi video, Rabu 27 Mei 2020.
Baca juga: Kurikulum Vokasi Bakal Direlaksasi Hadapi New Normal
Tak hanya itu, paket ini juga harus berisi program beasiswa dan ikatan dinas bagi peserta didik. Selanjutnya harus ada komitmen yang kuat dari industri untuk menyerap lulusan.
Dosen dan lulusan pun harus diberi sertifikasi. Tak hanya itu, dalam paket pernikahan ini diharapkan dua instansi ini bisa melakukan riset bersama terhadap permasalahan di dunia industri.
Saat ini, kata Wikan, sudah ada perguruan tinggi yang telah mencapai paket lengkap tersebut. Di antaranya Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS), Sekolah Vokasi UGM dan Sekolah Vokasi Undip yang 'menikah' dengan PT. PLN Persero.
Namun peningkatan kualitas pernikahan harus terus dikembangkan. Misalnya saja menambah pernikahan. "Menambah jumlah industri mitra, mendirikan atau memperkuat teaching industry atau teaching factory, meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi vokasi ternama luar negeri, misalnya, di Jerman, Taiwan, Jepang," lanjut Wikan.
Baca juga: Dosen Vokasi Diwacanakan Magang di Industri
Selain itu, satuan pendidikan vokasi yang telah pada tingkat komplit ini juga dapat mempersiapkan jenjang Magister (S2) Terapan, yang juga "menikah" dengan industri. Bagi prodi atau kampus yang sudah melakukan "pernikahan" tetapi belum dengan paket lengkap, didorong untuk meningkatkan kemampuan mereka.
"Bagi prodi atau kampus yang baru dan minim melakukan 'pernikahan', didorong untuk menghasilkan pernikahan yang lengkap. Bagi prodi atau kampus yang belum melakukannya juga didorong menghasilkan pernikahan dengan 'paket' minimum melalui komunikasi dengan industri," pungkasnya.
Wikan menargetkan, akan ada 100 pendidikan vokasi tingkat perguruan tinggi yang akan menikah paket lengkap dengan industri pada tahun ini. Sejatinya, 50 hingga 75 persen perguruan tinggi sudah 'menikah', namun Wikan menyebut mereka belum memiliki paket yang komplit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News