"Karena rasio jumlah madrasah negeri lebih sedikit dari swasta. Otomatis guru yang diangkat swasta lebih banyak dan ini bukan persoalan mudah," kata Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemenag, Suyitno, dalam Konferensi Video, Rabu, 10 Juni 2020.
Kendala berikutnya, kata Suyitno, terdapat pada internal Kemenag sendiri. Yakni pengelolaan guru tak hanya dipegang oleh satu pihak. Namun juga, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam).
"Jadi ini mungkin ke depan mungkin bisa disenergikan," terang Suyitno.
Baca juga: Kebutuhan Guru Produktif SMK Mendesak, P4TK Bakal Direvitalisasi
Ke depan, imbuh Suyitno, Kemenag bakal lebih berhati-hati terkait pendeketan rasio jumlah siswa dan guru. Sebab, hal ini akan berpengaruh terhadap langkah afirmasi pendidikan di wilayah Kemenag.
Namun, bagi Suyitno ada hal yang lebih mendesak daripada melihat rasio guru dan siswa. Yakni peningkatan pelayanan pendidikan.
"Yang terpenting peningkatan mutu itu ada di pemerintah. Namun pemerintah tidak sepenuhnya bisa berperan, mungkin Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) juga berkepentingan untuk membentuk mutu ini," tutup Suyitno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News