Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, bahwa persoalan kebutuhan guru produktif di SMK sudah menjadi persoalan klasik yang belum terselesaikan secara tuntas hingga saat ini.
"Ini pertanyaan klasik. Untuk itu Kami sekarang sedang berkoordinasi dengan Dirjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan), harusnya minggu ini kita rapat untuk membahas pemenuhan mendesak guru-guru SMK," kata Wikan saat menjawab pertanyaan wartawan tentang skenario pemenuhan kebutuhan guru produktif di SMK, saat Halalbihalal/Silaturahmi SMK Indonesia, yang digelar secara daring, Rabu, 10 Juni 2020.
Baca juga: Kemendikbud Rancang Program SMK Empat Tahun
Tidak hanya itu, Wikan juga tengah menyiapkan penguatan dan merevitalisasi P4TK Vokasi. Menurut Wikan, P4TK Vokasi itu nantinya akan menjadi semacam training camp atau tempat Pelatnas bagi guru-guru produktif.
"Penambahan (guru produktif) Kita koordinasikan dengan GTK, sekaligus kita siapkan training camp di P4TK sebagai kawah candradimukanya," tegas Wikan.
Untuk diketahui, ada tiga macam guru di SMK, yakni guru normatif yang mengajar Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, kemudian guru adaptif mengajar Biologi, Fisika, Matematika, dan guru produktif yaitu guru yang mengajar sesuai dengan kejuruannya.
Berdasarkan data Kemendikbud akhir 2019 lalu, SMK di Indonesia saat ini kekurangan sekitar 91 ribu guru produktif. Kekurangan tersebut lantaran pembangunan SMK selama ini tidak dibarengi dengan penyiapan guru produktif.
Baca juga: Peminat Program Vokasi ITS Melonjak Empat Kali Lipat
Menurut Wikan, para pengajar harus dibentuk softskills dan hardskills-nya. Dunia industri juga diharapkan mampu menghargai kompetensi guru maupun siswa SMK.
"Maksud saya, industri yang dibutuhkan itu kan kompetensi, maka indusrtri jangan merasa bahwa kompetensi yang dihasilkan SMK kurang cocok dengan mereka," lanjut dia.
Menurutnya kecocokan bisa dibangun. Wikan meminta industri menikah dengan pendidikan vokasi untuk melakukan link and match. "(Pernikahan) mulai dari kurikulum, belajar bersama, dan seterusnya. Ini semua kalau nanti lulusan SMK Kompetensinya naik, kariernya naik, gajinya naik, industri juga puas," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News