Pasalnya, dia yakin jika perguruan tinggi tentu memiliki koneksi global untuk mengadopsi cara menurunkan stunting di luar negeri. Peran pendidikan tinggi sangat diperlukan untuk membantu menyusun strategi penurunan angka tersebut.
"Saya pikir ini penting sekali, komitmen dari perguruan tinggi ini menjadi penguat kita untuk belajar dari beberapa negara ini untuk mengiktui mana yang bisa dipakai," kata Hasto dalam Simposium Nasional Penurunan Stunting Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, Selasa, 26 Oktober 2021.
Dia menyampaikan, sejatinya progres penurunan angka stunting di Indonesia lumayan baik. Dari tahun 2000 sampai sekarang sudah ada penurunan 50 persen.
Saat ini pemerintah masih berjuang untuk menurunkan angka stunting hingga ke bawah 20 persen. Di mana saat ini angka stunting Indonesia berada pada angka 27,67 persen.
"Bapak Presiden menargetkan 14 persen. Kita masih harus berjuang, karena peta dunia masih menempatkan Indonesia dengan negara yang masih tinggi stunting," tutur dia.
Baca juga: FRI: Stunting Dapat Mengacaukan Kualitas SDM Indonesia
Adapun salah satu wilayah yang dapat menjadi percontohan adalah Maharashtra yang merupakan negara bagian di India. Di sana kata dia, angka stunting dapat turutn sebesar 3 persen per tahun.
"Dari 44 persen pada 2005, dan tujuh tahun setelahnya, angka angka tersebut turun menjadi 22,8 persen. Maharastra sampai bisa menurunkan 3 persen per tahun ini dengan cara advokasi pentingnya seribu hari kehidupan pertama, ada think tank membuat kebijakan berbasis bukti di bidang kabupaten, itu sangat perlu ditingkatkan," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News