Ahli pskiatri Unpad Teddy Hidayat menjadi pembicara pada kajian Syamil x LDF “Mengenal Ancaman HIV/AIDS di Sekitar Kita/Kehidupan Mahasiswa”. DOK Unpad
Ahli pskiatri Unpad Teddy Hidayat menjadi pembicara pada kajian Syamil x LDF “Mengenal Ancaman HIV/AIDS di Sekitar Kita/Kehidupan Mahasiswa”. DOK Unpad

Kasus HIV/AIDS Meningkat, Yuk Cegah Sejak Dini dengan Hindari Aktivitas Seksual Berisiko

Renatha Swasty • 23 September 2022 15:11
Jakarta: Ahli Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Teddy Hidayat mengatakan pengendalian HIV/AIDS terus mengalami tantangan. Upaya penanggulangan yang ada saat ini dinilai belum optimal mengatasi penularan.
 
Teddy menyebut berbeda dengan 10 tahun lalu, penularan masih banyak karena jarum suntik, saat ini penularan lebih banyak karena aktivitas seksual berisiko. Sehingga, penularan sangat sulit dikendalikan.
 
“Mengendalikan HIV/AIDS masa kini dan mendatang sangat sulit karena penularannya terutama melalui aktivitas seksual berisiko,” kata Teddy dalam acara kajian Syamil x LDF “Mengenal Ancaman HIV/AIDS di Sekitar Kita/Kehidupan Mahasiswa” dikutip dari laman unpad.ac.id, Jumat, 23 September 2022. 

Teddy menjelaskan untuk mengontrol HIV, termasuk di lingkungan kampus harus fokus pada transimisi. Dia menyebut bila transmisi terkait aktivitas seksual, pencegahan harus fokus di situ. Perubahan perilaku dinilai penting dilakukan.
 
“Apa yang bisa dilakukan? Changes behavior itu nomor satu,” kata Teddy.
 
Teddy menuturkan selain faktor individu, faktor lingkungan menjadi salah satu hal yang penting diperhatikan di kalangan mahasiswa. Mahasiswa sering takut dikatakan kuno, rasa ingin tahu yang besar dan merasa diri hebat, serta tidak mampu mengatasi desakan teman atau pacar karena tidak percaya diri dan tidak berani menolak.
 
Dia menekankan pencegahan sedari dini sangat penting. Pencegahan penting diawali dengan menghindari perilaku berisiko HIV/AIDS.
 
“Makin awal kita bisa mencegah maka semakin baik,” kata Teddy.
 
Dia menyebut anak-anak juga perlu dicegah sedari dini agar tidak memilik risk behavior saat remaja atau dewasa. Pola asuh dan pola didik dari orang tua juga penting agar mereka tidak memiliki high risk behavior.
 
“Kalau ingin meregenerasi berikut lebih kuat, kepribadian itu dibentuk 5 tahun pertama kehidupan. Oleh Karena itu pada saat itulah sebenarnya kita harus mulai intervensi,” kata Teddy.
 
Webinar dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam. Acara juga menghadirkan pembicara dari penggiat Yayasan Peduli Sahabat Sinyo Egie dan Wakil Ketua Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Pusat Wido Supraha, serta Pembina Syamil, Cukup Mulyana.
 
Baca juga: HIV/AIDS Marak di Bandung, Kenali Gejala dan Penanganannya


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan