Ibu-ibu Paduka memanfaatkan banjir Sungai Batanghari dengan berjualan. Medcom.id/Renatha Swasty
Ibu-ibu Paduka memanfaatkan banjir Sungai Batanghari dengan berjualan. Medcom.id/Renatha Swasty

Banjir Jadi Berkah Buat Ibu-Ibu Paduka di KCBN Muaro Jambi

Renatha Swasty • 04 Februari 2024 08:09
Muaro Jambi: Belasan ibu-ibu rapi berjajar di atas perahu mereka menawarkan kepada pelancong yang datang untuk menikmati mengayun sampan di atas luapan banjir Sungai Batanghari. Suasana tak biasa itu tentu saja menarik muda mudi yang menghabiskan waktu libur di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi.
 
Ada yang berbeda saat musim hujan di KCBN Muaro Jambi. Kanal yang berada di dekat Candi Astano meluap, hingga akhirnya air Sungai Batanghari meleber memenuhi halaman depan candi membentuk seperti danau.
 
Tak sekadar danau biasa, ada pohon-pohon rindang yang mengelilingi. Hingga menarik perhatian pengunjung untuk mencoba mengayun sampan.

Dulunya, sebelum ada revitalisasi KCBN Muaro Jambi, banjir itu masih dianggap musibah. Kini, justru jadi berkah buat ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Paduka (Pasar Dusun Karet).
 
"Kita membalikkan bagaimana banjir yang identik dengan susah, mata pencahariannya terhambat, rezekinya kurang tapi kita kumpulin kita diskusi bagaimana pandangan itu kita balik, bagaimana banjir ini supaya menyenangkan. Mendatangkan rezeki," beber Kepala Unit Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko, saat berbincang di Candi Astano KCBN Muaro Jambi, Sabtu, 3 Februari 2024.
 
Agus mengungkapkan pihaknya mengumpulkan warga yang memiliki perahu lalu berembuk untuk membuat sesuatu di balik kesulitan. Tercetuslah ide berjualan di atas perahu hingga menyewakan perahu untuk pengunjung bisa berkeliling.
 
Banjir Jadi Berkah Buat Ibu-Ibu Paduka di KCBN Muaro Jambi
Seorang ibu memanfaatkan perahunya untuk disewakan kepada pengunjung. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Dia mengatakan ide ini bukan cuma untuk mencari pundi-pundi. Tapi juga melestarikan tradisi bahari yang dimiliki warga Muaro Jambi.
 
"Selain bisa meningkatkan ekonomi masyarakat yang tadinya terpinggirkan sekarang mereka mulai bahagia, senang. Oh ternyata nilai-nilai budaya kita itu laku loh, bisa membuat orang senang," ujar Agus.
 
Wisata pasar apung ini baru-baru ini dibuka, sebab baru mulai memasuki musim hujan. Agus menyebut awalnya pendapatan warga cuma Rp450 ribu.
 
Namun, berkat kekuatan media sosial kini makin banyak masyarakat yang mau mencoba mengayun sampan di atas banjir Sungai Batanghari. Pendapatan meningkat menjadi Rp6 jutaan hingga tembus Rp16 juta dalam sehari pada minggu lalu.
 
"Nah ini penting artinya kita tidak melihat Rp16 juta nilainya besar atau kecil, tetapi bagaimana trennya itu makin lama makin naik dan ini ternyata bisa mematahkan pandangan 'Oh kalau pariwisata itu infrastukturnya harus bagus'. Ternyata digerakkan dengan ini, orang sudah ramai-ramai," kata Agus.  
 
Salah satu yang ketiban rezeki banjir Sungai Batanghari adalah Dian, 48. Dia bersama ibu-ibu lainnya menawarkan perahunya untuk dinaiki pengunjung.
 
Satu perahu dipatok Rp20 ribu dengan diisi dua penumpang. Agar pengunjung lain kebagian, sekali menyewa perahu dibatasi 40 menit.
 
Dian bisa mendapat Rp100 ribu dalam sehari bila pengunjung sedang ramai. "Yaa lumayan, biasa cuma di rumah saja," cerita Dian.
 
Banjir Jadi Berkah Buat Ibu-Ibu Paduka di KCBN Muaro Jambi
Dahlia (kiri) dan Dian (kanan) menyewakan perahunya kepada pengunjung di KCBN Muaro Jambi. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Teman Dian, Dahlia, 47, juga memanfaatkan perahunya di rumah untuk disewakan pada pengunjung. Dia senang banjir bisa menjadi berkah.
 
"Saya sudah enggak ada suami, jadi kerja apa saja untuk di rumah, karet sama ini," kata Dahlia.
 
Agus mengatakan pihaknya sengaja mendorong UMKM Paduka untuk menciptakan program dan kegiatan yang tidak bisa ditemui di Kota Jambi. Ini agar makin banyak warga yang datang berkunjung ke KCBN Muaro Jambi.
 
Pihaknya juga sengaja menyediakan program berbeda-beda di tiap musimnya. Misalnya, saat libur Natal dan Tahun Baru dibuat tema Paduka Holiday, lalu saat musim hujan bertema Paduka Pasar Apung.
 
"Makanya kita selalu bergerak Paduka jangan hanya puas di jualan tapi ciptakanlah program dan kegiatan," tutur Agus.
 
Baca juga: Gotong Royong Lestarikan KCBN Muara Jambi Lewat Empat Larang Sejarangan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan