Setelah lulus, ia memiliki keinginan besar melanjutkan studi S3 sebagai Doctor of Philosophy Civil Engineering. Sayang, beasiswanya mesti diputus karena kontrak beasiswa hanya sampai S2.
"Ingin lanjut karena waktu S2 saya sudah menyelesaikan coursework 45 kredit, dengan begitu tinggal 15 kredit lagi untuk bisa lulus S3 dan saya pikir saya bisa," kenang Basuki dalam dalam Refleksi Merah Putih: Aku Pergi untuk Kembali di YouTube LPDP RI dikutip Rabu, 29 Mei 2024.
Dengan beasiswa yang diputus, ia mesti berpikir keras. Terlebih, saat itu ia telah memboyong istri dan satu orang anaknya.
"Ya saya bekerja kasar. Selain kuliah, juga bekerja sebagai loper koran, antar jemput anak sekolah, kuli angkut barang kantor, dan istri bekerja sebagai baby sitter dan lainnya. Saya hanya bilang sama istri, mohon maaf ini, sambil kita nyari beasiswa, orang batak itu di mana-mmana bisa hidup," cerita Basuki.
Kondisi itu dinikmatinya dengan keberanian. Meski sambil bekerja, ia tak pernah sekalipun melewati perkuliahan.
"Saya tidak pernah sehari pun bolos dan dengan segala struggle saya, perjuangan, salat lima waktu, tahajud, puasa Senin-Kamis, akhirnya saya bisa lulus dengan GPA 3,87," ungkap dia.
Baca juga: Sekolah Tak Cuma untuk Mengejar Ijazah, Ini yang Mesti Diniatkan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News