Paus Leo XIV. DOK IG vaticannews
Paus Leo XIV. DOK IG vaticannews

Pilih Nama Leo XIV, Paus Ikuti Jejak Pendahulu Pembela Hak Kaum Pekerja

Renatha Swasty • 09 Mei 2025 14:18
Jakarta: Pengunjung di Basiliska Santo Petrus riuh ketika melihat asap putih membumbung tinggi di Kapel Sistina. Setelah dua hari konklaf, terpilih Paus baru, yakni Kardinal Robert Francis Prevost, OSA.
 
Dia mengambil nama kepausan, Leo XIV. Ia menjadi Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat.
 
Dilansir dari keuskupanbogor.org, Paus Leo XIV adalah anggota Ordo Santo Agustinus (OSA). Dia melakukan pelayanan panjang sebagai misionaris dan uskup di Peru, khususnya sebagai Uskup Chiclayo. Karyanya di Amerika Latin meninggalkan jejak mendalam. Ini menunjukkan kasih pastoral yang nyata dan kepedulian terhadap kaum kecil.

Sebelum terpilih sebagai Paus, dia menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Vatikan, sebuah posisi penting dalam membantu menilai dan mendampingi kepemimpinan Gereja universal. Dalam peran tersebut, Paus Leo XIV dikenal karena kedalaman spiritualnya, keteguhan dalam iman, dan semangat sinodalitas yang terbuka dan mendengarkan.
 
Nama Leo XIV yang dipilih mencerminkan kekagumannya pada Paus Leo XIII yang dikenal sebagai Paus sosial pertama dan penulis ensiklik Rerum Novarum. Dia banyak membela hak-hak kaum pekerja dan keadilan sosial.
 
Baca juga: Paus Leo XIV Lulusan Sarjana Matematika, Intip Kampusnya

Pemilihan nama Paus Leo XIV ingin menegaskan visinya tentang gereja yang berpihak kepada kemanusiaan, terbuka terhadap dunia, namun tetap teguh dalam kebenaran Injil.
 
Dalam pidato perdananya dari balkon Basilika Santo Petrus pada 8 Mei 2025, Paus Leo XIV membuka pernyataannya dengan kalimat “Damai sejahtera menyertai kalian semua”.
 
Ucapan tersebut bukan hanya sebatas salam pembuka, namun menegaskan makna mendalam yang merujuk pada pesan Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya. Dia juga memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus dan mengajak umat untuk mengenang warisan besar yang telah ditinggalkan.
 
Paus Leo XIV turut menyampaikan tentang visinya akan masa depan Gereja Katolik sebagai Gereja yang inklusif, terbuka untuk dialog dan berperan aktif membangun jembatan antarumat.
 
“Kita harus menunjukan kasih kita kepada sesama dan berdialog dengan cinta," kata dia.
 
Dia juga secara khusus menyapa umat di Peru. Ini menunjukkan kedekatan batinnya dengan tanah misi yang telah membentuk rohaninya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan