Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Kemendikbudristek Susun Standar Nasional Pendidikan Tinggi Terbaru

Ilham Pratama Putra • 04 Februari 2022 18:33
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah menyusun Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) terbaru. Pada standar tersebut akan mengatur standar pembelajaran di perguruan tinggi dengan tiga model.
 
"Pembelajaran di perguruan tinggi dilakukan dalam tiga model, yaitu jarak jauh, tatap muka, dan blended (bauran)," ujar Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Diktiristek, Kiki Yulianti dalam dalam acara diskusi “Penerapan Standar Mutu Pembelajaran yang Mengkombinasikan Daring dan Tatap Muka di Kelas” secara daring, Jumat, 4 Februari 2022.
 
Untuk itu pihaknya meminta setiap perguruan tinggi menyiapkan akses memadai bagi tiga model pembelajaran tersebut. Perguruan tinggi juga diminta agar mampu menjamin akses pembelajaran, baik dosen, mahasiswa tanpa terbatas ruang dan waktu.

Lebih lanjut, atas Standar Nasional Dikti tersebut maka penyelenggaraan sistem pembelajaran hybrid atau bauran antara daring dan luring di perguruan tinggi saat ini harus ditingkatkan mutunya. Kualitas pembelajaran hybrid harus sama atau bahkan lebih baik daripada pembelajaran tatap muka.
 
“Kalau kita kuliah tatap muka biasa, kita bisa memperhatikan bahasa tubuh mahasiswa dan dapat menggiring kelas untuk fokus. Sementara ketika menggelar sinkronous, kita harus memastikan pembelajaran berlangsung maksimal,” ujar Kiki.
 
Tantangan selanjutnya adalah mematangkan konten secara daring. Utamanya perhatian terhadap pada hak kekayaan intelektual.
 
Baca juga:  Kualitas Kuliah Hybrid Harus Tetap Dijamin Sama dengan PTM
 
Masih banyak dosen yang belum saksama memperhatikan konten yang diberikan. Tak jarang konten pembelajaran yang diberikan merupakan hak kekayaan intelektual orang lain.  
 
Karena itu, dosen didorong untuk memperhatikan berbagai konten milik orang lain yang diambil. Mengenai konten, dosen juga didorong mengembangkan bahan ajarnya secara kreatif, inovatif dan mandiri.
 
Tantangan selanjutnya adalah kurangnya akses teknologi modern. Dosen kerap kali sulit memastikan kapan mahasiswa dapat mengakses suatu layanan daring.
 
“Kita harus punya tools yang bisa memperkirakan itu sehingga jaringan kita bisa lebih siap,” tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan