Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan, program tersebut hadir bukan untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan vokasi. Menurutnya, persoalan fundamental SMK selama ini tidak akan selesai dengan program baru yang diluncurkan Mendikbud, Nadiem Makarim itu.
"Seunggul apapun jargon atau nama program revitalisasi SMK, sepanjang persoalan fundamental SMK tak dibenahi secara mendasar dan komprehensif, maka SMK masih akan bermasalah," kata dia dalam keterangannya, Kamis, 18 Maret 2021.
Menurutnya, program baru ini sama sekali tak menyentuh persoalan mendasar SMK yang salah satunya mengalami kekurangan guru produktif. Guru di SMK yang harusnya ahli pada jurusan di bidangnya, malah jumlahnya sangat sedikit.
"SMK banyak diisi oleh guru mata pelajaran normatif (seperti PPKn, Agama, Bahasa) dan mata pelajaran adaptif (Bahasa Inggris). Mestinya kekurangan guru mata pelajaran produktif ini yang dipenuhi dulu. Mengingat "core program" SMK sesungguhnya terletak pada mata pelajaran produktif," lanjut dia.
Baca juga: Nadiem Luncurkan Merdeka Belajar Episode 8 'SMK Pusat Keunggulan'
Persoalan berikutnya, SMK sangat kekurangan bengkel dan ruang praktik. Sehingga praktik pembelajaran SMK diberikan secara naratif.
"Itu yang kita sebut selama ini dengan anekdot SMK Sastra atau SMK Bahasa. Mestinya ruang praktik dan bengkel dicukupi, dilengkapi, dan dimodernisasi sehingga betul-betul mampu memfasilitasi siswa-guru dalam meningkatkan keterampilan siswa agar nantinya bisa diterima dunia kerja," jelas dia.
Selain itu, pesebaran SMK di Indonesia saat ini tidak terpantau. Sehingga akan sulit dalam memantau potensi lulusan yang memiliki daya saing di dunia kerja.
Lebih lanjut, persoalan SMK berikutnya ialah kurikulum yang tidak relevan dengan dunia industri. Padahal pelibatan industri sangat penting dalam mendesain kurikulum SMK.
"Oleh karena itu, sepanjang persoalan fundamental SMK tak dibenahi, maka akan ada masalah terus, apapun nama merek atau jargon program yang akan dipakai, terbukti SMK masih berkontribusi terhadap tingkat pengangguran terbuka yang tertinggi di Indonesia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News