Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Zahnah Husni mengatakan, penggabungan ini berarti menyatukan beberapa sekolah menjadi satu karena jumlah siswa yang terlalu sedikit.
Dalam surat edaran disebutkan jika selama tiga tahun berturut-turut memiliki siswa kurang dari 60 orang, maka dapat dilakukan penggabungan dengan sekolah terdekat.
"Jadi penggabungan sekolah ini bagi yang tidak cukup memiliki murid 60 orang saja," kata Zahnah di Lubukbasung, Rabu, 24 November 2021.
Saat ini, SD yang akan digabung yaitu SDN 30 Cacang Randah Kecamatan Tanjungmutiara ke SDN 16. Lokasi kedua sekolah disebut tak begitu jauh. "Sekarang saja SDN 30 Cacang Randah hanya memiliki siswa 40 orang. Sehingga SDN 30 digabungkan ke SDN 16," ujarnya.
Baca: Mekanisme Penanganan Stunting Diminta Terintegrasi
Ia mengatakan, kebijakan ini dilakukan untuk efektivitas dan memaksimalkan pelayanan pendidikan.
Pada tahun sebelumnya, Pemkab Agam juga telah menggabung tujuh sekolah yang tersebar di empat kecamatan. Ketujuh sekolah itu yakni SDN 28 Tantaman Kecamatan Palembayan ke SDN 04 Tantaman, SDN 50 Bamban Kecamatan Palembayan ke SDN 06 Bamban.
Kemudian, SDN 28 Bukik Malintang Kecamatan Tanjungmutiara ke SDN 06 Bukik Malintang, SDN 27 Sungai Nibuang Kecamatan Tanjungmutiara ke 10 Sungai Nibuang.
Selain itu, SDN 37 Siguhung Kecamatan Lubukbasung ke SDN 27 Siguhung, SDN 27 Tanjang Balau Kecamatan Kamangmagek ke SDN 04 Batu Putih Kecamatan Kamangmagek dan SDN 11 Kapalo Koto Kecamatan Sungaipua ke SDN 04 Kapalo Koto.
"Bangunan SDN itu masih aset dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam," katanya.
Jumlah SD di Agam saat ini sebanyak 435 unit berasal dari SD negeri 420 unit dan SD swasta 15 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News