Mahasiswa UB demo di depan gedung rektorat kampus. Foto: Medcom/Daviq Umar
Mahasiswa UB demo di depan gedung rektorat kampus. Foto: Medcom/Daviq Umar

Mahasiswa UB Demo Tuntut Keringanan Biaya Kuliah

Daviq Umar Al Faruq • 18 Juni 2020 15:05
Malang: Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, menggelar aksi demo di depan Gedung Rektorat UB, Kamis 18 Juni 2020. Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah (Amarah) Brawijaya ini menuntut keringanan biaya kuliah.
 
Saat melakukan aksi, puluhan mahasiswa ini mengenakan busana serba hitam sembari membentangkan poster berisi tuntutan. Para peserta aksi juga menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus korona (covid-19) selama pelaksanaan aksi unjuk rasa.
 
Humas Amarah Brawijaya, Ragil Ramadhan, mengatakan jajaran Rektorat UB bergeming dengan realitas perekonomian lumpuh akibat pandemi covid-19. Terutama, tuntutan mahasiswa yang meminta keringanan biaya kuliah, yakni uang kuliah tunggal (UKT) dan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) bagi seluruh mahasiswa, tidak pernah diindahkan.

Menurut dia, aktivitas perkuliahan selama ini yang dijalankan secara daring membuat seluruh fasilitas yang ada di kampus tidak tersentuh. Apalagi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah memastikan bahwa aktivitas perkuliahan untuk semester ganjil 2020-2021 masih akan dilaksanakan secara daring.
 
"Yang kami tanyakan, selama masa pandemi ini kegiatan belajar-mengajar sepi. Dilihat dari laporan keuangan UB. Pengeluaran yang paling besar itu adalah beban Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN)," kata Ragil di sela aksi, Kamis, 18 Juni 2020.
 
Baca: Unhas Gelar Rapid Test Massal, 17 Orang Reaktif
 
Ragil mengatakan para mahasiswa ini menuntut keringanan biaya kuliah sebesar 50 persen bagi seluruh mahasiswa aktif. Kemudian, pembebasan biaya kuliah bagi mahasiswa akhir yang tinggal menempuh tugas akhir, skripsi dan tesis serta untuk mahasiswa yang membutuhkan.
 
Survei yang dilakukan Amarah Brawijaya melalui kuesioner, kata dia, ada beberapa orang tua mahasiswa yang dirumahkan dan kena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa pandemi. Selain itu, mahasiswa juga menuntut transparansi laporan keuangan UB di masa pandemi selama tidak ada kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka.
 
Sebelum aksi demo di depan Gedung Rektorat UB, para mahasiswa ini melakukan longmarch dari Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB, Gerbang Veteran UB dan berakhir di depan Gedung Rektorat UB. Sepanjang melakukan longmarch, para massa aksi menyanyikan lagu Darah Juang. 
 
Aksi di depan Gedung Rektorat UB juga dihadiri oleh Wakil Rektor III UB, Abdul Hakim untuk melakukan dialog secara terbuka. Dalam dialognya, Hakim menampik pihaknya abai terhadap persoalan pembiayaan perkuliahan bagi mahasiswanya. Ia mengeklaim telah melakukan beragam upaya untuk meringankan beban mahasiswa. Termasuk, memberikan keringanan, baik UKT maupun SPP.
 
"Selama saya menjadi WR III, saya jamin tidak ada mahasiswa drop out karena tidak bisa bayar UKT," tegasnya.
 
Hakim pun menyarankan kepada para peserta aksi untuk mengajukan data mahasiswa yang ingin mendapatkan keringanan biaya. Data tersebut bisa dibuat dalam sebuah layanan advokasi online atau posko untuk mahasiswa terdampak covid-19.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan