Dede mengatakan, masih banyak sekolah di Indonesia yang menerapkan ektsrakurikuler Pramuka hanya sebatas kegiatan belaka. Ini merupakan hasil evaluasi dari penerapan kebijakan mewajibkan siswa mengikuti ekstrakurikuler Pramuka selama 10 tahun belakangan ini.
Sehingga banyak nilai-nilai penting kepramukaan yang justru tidak tertransfer dengan baik kepada siswa. "Karena diwajibkan, jadi hanya mengejar kewajibannya saja. Karena ada penilaian yang harus dipenuhi, jadi hanya sekadar mengugurkan kewajiban," kata Dede Yusuf dalam program Primetime News Metro TV, dikutip Kamis, 4 April 2024.
Padahal, kata Dede, Pramuka justru syarat dengan nilai-nilai kepramukaan yang penting untuk ditanamkan pada siswa. “Memang selama sepuluh tahun, pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib. Banyak sekali sekolah-sekolah yang belum dapat menjabarkan pemahaman pramuka,” jelas Dede.
“Dipikir, Pramuka hanya sekadar mengenakan baju sekolah seragamnya, upacara, lalu kegiatan-kegiatan yang sifatnya berkemah yang kadang-kadang nilai-nilai kepramukaan itu malah tidak terlatih,” lanjutnya.
Pembina Pramuka belum tersertifikasi
Dede juga menyayangkan banyak nilai-nilai positif yang tak tertuai dari para pembina Pramuka kepada para siswa di setiap sekolah selama ini. Sebab, masih banyak pembina yang belum tersertifikasi atau belum mengikuti kursus dasar Pramuka.”Nah, itu yang justru tidak terlatih dikarenakan pembinanya banyak juga yang belum tersertifikasi atau belum mengikuti khusus mahir dasar dari pramuka,” ungkap Dede yang juga pernah menjadi Ketua Pramuka Jawa Barat ini.
Tak hanya itu, penerapan Pramuka di sekolah selama ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Dede mengatakan, jumlah pembina Pramuka terkadang tak sebanding dengan banyaknya murid yang berada di suatu sekolah.
Sehingga, dengan terbatasnya pembina pramuka di suatu sekolah, dampak sangat signifikan terhadap segala materi yang ingin disampaikan. “Terlalu banyak siswa di sekolah yang harus mengikuti kegiatan Pramuka, sementara pembinanya mungkin hanya satu atau dua. Akibatnya, pembina akan bingung mau kasih materi apa lagi. Itulah yang membuat kebosanan para siswa,” akhir dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi 10 DPR, Komisi X telah menggelar rapat kerja dengan Mendikbudristek, Nadiem Makarim beserta jajarannya guna membahas Ekstrakurikuler Pramuka yang tidak lagi diwajibkan untuk diikuti siswa. (Syarief Muhammad Syafiq)
Baca juga: Sesalkan Hanya Jadi Opsional, Analis: Pramuka Tidak Sama dengan Ekstrakurikuler Lainnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News