Kepala BSKAP, Anindito Aditomo. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Kepala BSKAP, Anindito Aditomo. Foto: Medcom.id/Citra Larasati

Akui Sejumlah Kampus Luar Negeri Butuh Hasil Tes Terstandar, Ini yang Ditempuh Kemendikbudristek

Citra Larasati • 26 September 2024 12:10
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengakui ada beberapa perguruan tinggi di luar negeri yang membutuhkan hasil tes terstandar untuk masuk kampusnya.   Hal ini bisa diperoleh dari tes yang diselenggarakan untuk keperluan seleksi masuk PTN di Indonesia.
 
“Terkait hal ini, Kemendikbudristek terus melakukan sosialisasi, termasuk melalui Atase Pendidikan di luar negeri,” kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, tulis Anindito seperti dikutip dari akun instagram @ninoaditomo, Kamis, 26 September 2024. 
 
Namun secara umum, pria yang akrab disapa Nino ini menegaskan, kebijakan penghapusan Ujian Nasional sama sekali tidak akan mengubah peluang siswa sekolah menengah atas (SMA) untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.  Hal ini merespons isu terkini yang menyebut penghapusan UN berdampak pada penerimaan mahasiswa baru di sejumlah kampus di negara Eropa.

Nino menjelaskan masyarakat perlu membedakan antara ujian untuk kelulusan, ujian untuk seleksi, dan asesmen untuk monitoring dan evaluasi sistem. “Ketiga ujian tersebut memiliki perbedaan fungsi dan karakteristik,” terang Nino.
 
Menurut Nino, Kemendikbudristek menghapus Ujian Nasional sebagai ujian kelulusan. Ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke universitas.
 
Adapun Asesmen Nasional menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran. Sebelumnya, monitoring dan evaluasi sekolah berfokus pada indikator-indikator yang belum tentu mencerminkan kualitas belajar.
 
“Karena Ujian Nasional adalah ujian kelulusan dan bukan ujian seleksi, dihapuskannya Ujian Nasional seharusnya tidak mengubah peluang masuk perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tegasnya.
 
Saat Ujian Nasional masih diberlakukan pun, kata Nino, murid lulusan Indonesia tidak bisa langsung diterima di perguruan tinggi di beberapa negara seperti Jerman. Ini terjadi karena persiapan untuk memasuki perguruan tinggi akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium), sedangkan SMA di Indonesia hanya sampai kelas 12.
 
Sebaliknya, setelah Ujian Nasional dihapus, terdapat perguruan tinggi seperti University of Melbourne Australia yang menyimpulkan bahwa capaian dalam Kurikulum Merdeka setara dengan capaian di kurikulum Australia. Dengan begitu, murid lulusan Kurikulum Merdeka bisa langsung mendaftar (direct entry) ke Melbourne University tanpa mengikuti persiapan pra-kuliah lagi.
 
Sebelumnya, dikutip dari laman www.utwente.nl/en/education/bachelor/admission/diplomas/#country-list tertulis secara gamblang, soal ketentuan penerimaan mahasiswa baru University of Twente yang berasal dari sejumlah negara.  
 
Untuk penerimaan mahasiswa baru, University of Twente membutuhkan dokumen berbeda untuk setiap aplikasi pelamar. Pelamar dapat menemukan informasi ini dengan memilih salah satu negara yang ada di laman tersebut.
 
Jika negara asal pelamar tidak disebutkan, maka pelamar hanya perlu mengunggah dokumen yang diminta dalam kuesionernya. Dalam semua kasus, pelamar dapat menggunakan contoh umum tentang dokumen yang diminta.
 
masih dikutip dari laman yang sama, University of Twente juga memutuskan apakah seorang mahasiswa dapat diterima berdasarkan ijazah yang diperoleh atau akan diperoleh sebelum tanggal 1 September pada tahun pelamar ingin memulai gelar sarjananya. Ijazah ini harus diakui secara resmi dan diakreditasi di negara tertentu dan sertifikat/diploma harus diberikan setelah selesai.
 
Dalam pilihan negara Indonesia pada laman tersebut akan muncul persyaratan sebagai berikut:
  • Sekolah Menengah Atas (SMA) dikombinasikan dengan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN). 
  • Nilai keseluruhan (untuk setiap sertifikat) harus memiliki rata-rata minimal 75%. 
  • Nilai akhir setiap mata pelajaran wajib pada SMA dan SKHUN minimal 75%. 
  • Matematika selalu menjadi mata pelajaran wajib. 
  • Tergantung pada program sarjana pilihan Anda, mata pelajaran fisika, kimia dan/atau biologi juga diperlukan.
"Sejak tahun 2020, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional tidak ditawarkan lagi. University of Twente mematuhi persyaratan penerimaan yang disebutkan di atas, yang berarti hanya mahasiswa yang lulus hingga tahun 2020 yang dapat diterima. Siswa yang lulus sejak tahun 2020 dengan ijazah pendidikan menengah dari negara ini tidak dapat diterima secara langsung karena jenjangnya tidak setara dengan pendidikan pra-universitas Belanda (disebut 'VWO' dalam bahasa Belanda). Silakan lihat informasi lebih lanjut tentang sistem dan rute pendidikan Belanda jika Anda tidak diterima secara langsung," ujar kutipan dalam laman tersebut.
 
Baca juga:  Kampus Tak Bisa Langsung Terima Lulusan SMA Indonesia, Kemendikbudristek Rancang Tes Seleksi Terstandar

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan