Ilustrasi. DOK Pexel
Ilustrasi. DOK Pexel

Kenali 7 Ciri Bahasa Artikel Opini, Modal Penting untuk Siswa di Era Literasi Digital

Renatha Swasty • 22 Juli 2025 20:04
Jakarta: Artikel opini menjadi salah satu jenis teks yang sering muncul di media cetak maupun digital. Tak hanya memuat pandangan pribadi penulis, artikel opini juga memiliki ciri kebahasaan khas yang penting dikenali, terutama oleh pelajar sebagai bagian dari penguatan literasi membaca dan menulis.
 
Dikutip dari kanal YouTube Rumah Pendidikan Kemendikdasmen, artikel opini tidak ditulis secara sembarangan. Meski berbentuk opini, penulis tetap harus menyampaikan argumennya secara logis dan meyakinkan, dengan didukung oleh struktur bahasa yang khas.
 
Berikut ini tujuh ciri bahasa artikel opini yang bisa dijadikan panduan bagi siswa:

7 ciri bahasa artikel opini

1. Menggunakan istilah sesuai topik

Artikel opini biasanya memuat kosakata atau istilah yang sesuai dengan tema yang dibahas. Misalnya, dalam artikel kesehatan, akan ditemukan kata-kata seperti esofagus, hernia, atau kalori. Istilah ini memberi bobot ilmiah sekaligus memperkuat argumen yang disampaikan.

2. Mengandung kata kerja mental

Ciri berikutnya adalah penggunaan kata kerja mental seperti menyebabkan, mencegah, atau mengubah. Kata-kata ini menunjukkan reaksi, respons, atau sikap penulis terhadap suatu peristiwa atau kondisi.
 
Baca juga: Biar Tulisanmu Enggak Gitu-Gitu Aja, Kenalan Yuk Sama Majas! 
 

3. Memakai kata rujukan

Agar opini tidak sekadar menjadi asumsi, penulis artikel kerap menyertakan sumber tepercaya sebagai landasan. Kata seperti menyebut atau mengutip hasil penelitian menjadi penguat opini yang disampaikan.

4. Menyertakan Kata Keterangan Frekuensi

Kata keterangan seperti terkadang, selalu, atau biasanya digunakan untuk menyampaikan seberapa sering sesuatu terjadi, sekaligus membangun keyakinan pembaca terhadap argumen yang disampaikan.

5. Tersusun dengan konjungsi argumentatif

Artikel opini disusun dengan logika yang runtut. Penulis biasanya menggunakan konjungsi seperti selain itu, tak hanya itu, lagi-lagi, atau berikutnya untuk menata ide dan memperkuat argumentasi.

6. Mengandung konjungsi kausalitas

Hubungan sebab akibat dijelaskan dengan penggunaan konjungsi kausal seperti akibatnya, karena itu, atau oleh sebab itu. Hal ini membantu pembaca memahami alur logis dari opini yang disampaikan.

7. Menggunakan kalimat retoris

Untuk memberi penegasan, penulis kadang menggunakan kalimat retoris. Kalimat ini berbentuk pertanyaan atau pernyataan yang sebenarnya sudah diketahui jawabannya, namun digunakan untuk menekankan suatu hal.

Dengan memahami tujuh ciri bahasa ini, siswa diharapkan dapat lebih mudah menganalisis dan menulis artikel opini yang berkualitas. Pemahaman ini juga penting dalam menghadapi tantangan era digital, di mana kemampuan memilah opini dan fakta menjadi semakin krusial.
(Antariska)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan