Terdapat tiga program yang dianalisis, yaitu Program KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU), Kampung Zakat, dan Inkubasi Wakaf Produktif (IWP). Program PEU KUA, misalnya, berhasil meningkatkan pendapatan per kapita mustahik dari Rp1,84 juta menjadi Rp2,95 juta per bulan. Pendapatan agregat juga mengalami peningkatan sebesar 35 persen atau setara Rp407.500.
“Sebelum adanya program-program ini, mayoritas mustahik berpendapatan di bawah Rp3 juta. Namun setelahnya, banyak yang meningkat hingga kisaran Rp5 juta,” papar Peneliti BRIN, Nur Jamaluddin, dikutip dari laman kemenag.go.id, Rabu, 23 Oktober 2024.
Nur menjelaskan terjadi peningkatan pendapatan agregat per bulan sebesar 35 persen dari Rp677.500 menjadi Rp1.085.000. Namun, beberapa mustahik masih menghadapi defisit, terutama yang berpenghasilan di bawah Rp1 juta.
Program PEU KUA juga menunjukkan pendayagunaan ideal dengan indeks 0,69. Indeks ini mengukur dampak zakat pada kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial, serta human capital, yakni keterampilan dan mindset bisnis mengalami perubahan paling signifikan.
“Secara keseluruhan, program KUA PEU memberi dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi mustahik,” tutur Nur.
Program IWP juga menghadapi tantangan, seperti kurangnya audit profesional dan pendampingan optimal. Ahli Peneliti Madya BRIN, Fauziah, menjelaskan manfaat wakaf sudah dirasakan, namun kontribusi terhadap ekonomi, sosial, spiritual, dan pendidikan masih relatif kecil.
Fauziah menekankan perlunya peningkatan kelayakan bisnis, peran pendamping, dan pelaporan standar dalam program IWP. "Pengelola wakaf harus meningkatkan kapasitas agar pengelolaan bisnis wakaf lebih optimal," ujar dia.
Program Kampung Zakat juga mencatat dampak positif dengan peningkatan pendapatan rata-rata mustahik sebesar 42 persen dari Rp1,2 juta menjadi Rp1,7 juta per bulan. Selain itu, ada peningkatan kepemilikan tabungan mustahik sebesar 54,17 persen.
"Program ini berhasil meningkatkan kesejahteraan mustahik di enam dimensi: ibadah, sosial, ekonomi, dakwah, lingkungan, dan budaya usaha," kata peneliti BRIN lainnya, Muizzudin.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur, menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan cakupan program pemberdayaan. "Kerja sama dengan LAZ dan BAZNAS diharapkan dapat memaksimalkan dampak positif bagi mustahik," tutur dia.
Waryono juga menyebut program KUA PEU sudah hadir di 200 titik KUA, sementara program IWP tersebar di 13 titik, dan Kampung Zakat telah diluncurkan di 80 lokasi. Program ini tidak hanya didanai oleh APBN, tetapi juga melalui kolaborasi dengan lembaga zakat lainnya.
"Peningkatan kapasitas nazir dalam pengelolaan wakaf dan peningkatan keterampilan mustahik menjadi tantangan utama yang akan terus kami tangani," tutur Waryono.
Baca juga: Kemenag Pastikan Bakal Terus Kembangkan Program Zakat dan Wakaf |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News