“Apakah itu pengaruh positif atau negatif tergantung bagaimana jurnalisme itu dilakukan,” kata Nurul dalam Sekolah Wartawan dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 20 Oktober 2023.
Nurul menyebut paparan kasus bunuh diri atau perilaku bunuh diri bisa berasal dari mana saja, mulai dari lingkungan keluarga, pertemanan sebaya, hingga tayangan media. Paparan tersebut berpotensi meningkatkan kasus bunuh diri dan perilaku bunuh diri.
Penyampaian informasi melalui berita di media bila tidak disampaikan dengan baik dapat memicu terjadinya copycat suicide. “Pemberitaan bunuh diri di media ini berpotensi meningkatkan terjadinya copycat suicide atau tindakan bunuh diri yang dilatarbelakangi meniru kasus bunuh diri sebelumnya,” tutur dia.
Nurul menyampaikan dalam pemberitaan seyogianya media mempertimbangkan berita yang diterbitkan apakah akan memperkuat atau justru melawan stigma. Selain itu, juga penting dalam pemilihan bahasa karena cara penggambaran seseorang atau gangguan akan memengaruhi persepsi orang terhadap hal-hal tersebut.
Dia juga mengingatkan untuk meminta persetujuan narasumber dan memperhatikan dampak jangka panjang terhadap artikel yang diterbitkan. “Wartawan akan melanjutkan hidup seperti biasa setelah artikel terbit. Namun, orang-orang yang jadi sorotan di dalamnya akan terus terhubung dengannya dalam jangka waktu yang panjang,” tutur dia.
Nurul menuturkan isu lain yang perlu diperhatikan insan media saat penulisan berita terkait bunuh diri dan kesehatan mental adalah mempertimbangkan soal trauma. Apakah proses pelaporan baik wawancara atau foto akan membuat seseorang mengalami trauma kembali yang pernah terjadi.
Dampak pelaporan bunuh diri tidak terbatas pada efek yang merugikan. Sebaliknya, liputan tentang cara mengatasi situasi sulit seperti yang dicakup dalam berita tentang ideasi bunuh diri bisa memiliki efek protektif.
“Penyampaian berita tentang bunuh diri oleh media juga bisa memiliki efek protektif seperti bagaimana deteksi dini bunuh diri, bagaimana saat menghadapi situasi sulit dan lainnya,” papar Nurul.
Dia membagikan tips kepada wartawan tentang kunci efektif intervensi untuk pencegahan bunuh diri. Terdapat empat intervensi berdasar penelitian untuk mencegah bunuh diri.
Pertama, melakukan pembatasan terhadap akses sarana prasarana tindak bunuh diri. Kedua, interaksi yang intensif dengan media untuk pelaporan bunuh diri yang profesional dan bertanggung jawab. Ketiga, mengembangkan life-skill/kecakapan hidup sosio-emosional pada remaja.
“Terakhir, melakukan identifikasi/deteksi dini, observasi, mengelola tindak lanjut untuk individu yang terpengaruh dengan tindak bunuh diri,” papar Nurul.
Baca juga: Banyak Kasus Bunuh Diri, Unesa Gerak Cepat Sosialisasi Kesehatan Mental pada Mahasiswa |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News