"Ini juga tentu kami bersama dengan semua PTN untuk bisa meng-update data-data yang mereka sudah record. Sehingga pencarian solusi atas lost data ini bisa segera dengan baik ditanggulanginya," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudritstek, Abdul Haris, dalam RDP Eselon I Kemendikbudristek di Komisi X DPR RI dikutip Kamis, 11 Juli 2024.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyebut masih ada data yang aman dari peretasan. Antara lain Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan PDDikti.
"Untuk data Dapodik dan PDDikti, kebetulan datanya ada di dalam data center yang ada di Pusdatin di Ciputat. Jadi, datanya aman," kata Suharti.
Saat ini, pihaknya masih fokus memulihkan layanan lain yang terserang peretasan. Ia memastikan sistem yang diretas akan pulih pada akhir Juli 2024.
"Kita berjanji bahwa semua sistem akan pulih pada tanggal 29 Juli," ujar Suharti.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, meminta Kemendikbudristek memastikan dampak dari serangan ransomware terhadap PDNS. Dia meminta hal itu jangan sampai mengganggu pengelolaan data pendidikan, seperti penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) dan KIP-K, penyaluran bantuan pendidikan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dan proses pelaksanaan PPDB, serta aplikasi pendidikan lainnya.
"Komisi X DPR RI mendorong Kemendikbudristek membuat sistem back up data pendidikan secara mandiri untuk mengantisipasi terjadinya peretasan," ujar Dede.
Baca juga: Data Tak Dibackup, Dokumen Lampiran Pendaftar KIP-K Hilang |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News