"Sertifikat ini untuk penetapan Sumbu Filosofis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya sebagai warisan budaya dunia," kata Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis, 25 April 2024.
Penetapan Sumbu Filosofif Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia ditetapkan pada 23 September 2023 dalam sidang ke-45 di Riyadh, Arab Saudi. Penyerahan sertifikat inskripsi diberikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Yohpy lchsan Wardana.
Hilmar mengungkapkan pengusulan Sumbu Filosofis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya sudah dimulai sejak 2014. Ditjen Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama pemangku kepentingan lain sudah melakukan penelitian sejak 10 tahun lalu.
"Kami membahas dan menetapkan nilai penting universal dari sumbu kosmologis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya," beber dia.
Hilmar menuturkan ada sejumlah atribut yang masuk dalam penanda bersejarah tersebut, yakni:
- Panggung Krapyak
- Sumbu Kosmologis Selatan (Jalan Gebayanan)
- Dinding, Gerbang, dan Kubu Pertahanan (Plengkung Nirbaya, Plengkung Jagabaya, Plengkung JagasUra, dan Plengkung Tarunasura), Pojok Benteng (Jokteng) Kulon, Jokteng Lor, dan Jokteng Wetan
- Kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Alun-alun (Selatan dan Utara)
- Kompleks Tamansari, Kompleks Masjid Gede, Sumbu Kosmologis Utara (Jalan Pangurakan, Jalan Margomulyo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margoutomo)
- Pasar Beringharjo
- Kompleks Kepatihan
- Monumen Tugu Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta telah sah diterima sepenuhnya tanpa sanggahan menjadi warisan budaya dunia sesuai dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B.39 pada 18 September 2023. Dalam daftar warisan dunia UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta bertajuk lengkap "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks" karena dinilai memiliki arti penting secara universal.
Baca juga: UNESCO Resmi Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta Sebagai Warisan Budaya Dunia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News