Ilustrasi. Dok Media Indonesia.
Ilustrasi. Dok Media Indonesia.

Cegah Ekstremisme di Kalangan Pelajar dengan Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila

Arga sumantri • 03 Juni 2021 10:46
Jakarta: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Anindito Aditomo menekankan Pancasila adalah pemikiran luar biasa para pendiri bangsa. Nilai-nilai Pancasila perlu diwariskan dan perlu diperkuat, agar siswa-siswa tidak hanya hafal, namun dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila. 
 
"Menghayati akhlak mulia kepada agama, negara, alam, serta menghayati kemanusiaan, nilai-nilai demokrasi untuk mufakat, menghayati keadilan sosial, serta keberpihakan kepada yang lemah dan dipinggirkan," tutur Anindito melalui keterangan tertulis, Kamis, 3 Juni 2021.
 
Anindito menilai upaya memunculkan nilai-nilai Pancasila di sekolah salah satunya dapat dilakukan dengan model pembelajaran yang lebih aplikatif. Yaitu, dengan perbaikan isi pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan.

"Proyek-proyek yang menerapkan pengalaman langsung, serta difusi dengan mata pelajaran (mapel) lainnya," ungkapnya.
 
Baca: Mengungkap Nilai-nilai Pancasila pada Naskah Sunda Kuno
 
Asesmen Nasional merupakan upaya berikutnya yang tidak hanya mengukur aspek kognitif. Namun, mengukur aspek lingkungan belajar yang meliputi juga nilai kebhinekaan di sekolah, termasuk toleransi serta iklim kebinekaan dan inklusivitas.
 
Ia menambahkan, pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan di lingkungan pendidikan bukan saja tanggung jawab guru, tetapi juga keluarga. Oleh karena itu, sinergi tri pusat pendidikan perlu dikuatkan.
 
"Ekstremisme timbul karena kurangnya pemahaman kebangsaan dan kenegaraan," tegasnya.
 
Anindito melanjutkan pembinaan kesadaran bela negara merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Penguatan sikap toleransi dan menghargai kebinekaan merupakan salah satu benteng pencegahan radikalisme dan ekstremisme di kalangan masyarakat, terutama pada generasi muda.
 
"Memperkokoh sikap toleransi dan inklusif terhadap perbedaan adalah mutlak," ujar dia.
 
Baca: Nadiem Mengaku 'Dicecar' Siswa Lewat Medsos agar Segera PTM Terbatas
 
Menurut dia, pendidikan yang hanya menekankan pada pentingnya keseragaman dan mengabaikan keragaman bukan saja mematikan kreativitas, tetapi juga dapat melahirkan konflik sosial. Membangun satuan pendidikan yang menghargai pluralisme merupakan langkah strategis untuk memupuk kedewasaan berbangsa dan beragama.
 
Pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan di dunia pendidikan, kata Anindito, adalah upaya agar pelajar punya wawasan tentang kecerdasan emosi dan sosial serta pengetahuan tentang ekstremisme berbasis kekerasan. "Ini juga agar siswa bisa menghindarkan diri dari pengaruh pemikiran, sikap, dan tindakan tersebut," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan