Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Intan Yunelia
Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Intan Yunelia

KPAI Minta Perpanjang PJJ dan Menggratiskan Internet di Jam Sekolah

Muhammad Syahrul Ramadhan • 25 Agustus 2020 09:09
Jakarta: Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti menegaskan, bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih merupakan pilihan terbaik di masa pandemi covid-19.  Hal ini dinilai lebih baik jika dibadingkan dengan membuka sekolah di sejumlah zona covid-19,
 
Retno menilai, daripada memaksakan membuka sekolah untuk tatap muka, pemerintah lebih baik memperpanjang pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dibarengi dengan melakukan perbaikan-perbaikan.
 
“Kami tetap pada posisi bahwa PJJ diperpanjang sampai 2021,” tegas Retno dalam Crosscheck Medcom.id, Minggu, 23 Agustus 2020.

Retno pun menyampaikan beberapa hal yang mesti diperbaiki di PJJ fase kedua ini. Salah satunya menggratiskan biaya internet. 
 
“Penggratisannya pada saat PJJ, senin sampai jumat, kemudian sekitar lima sampai delapan jam sehari, itu sudah membantu keluarga yang terdampak secara ekonomi, namun itu tadi, sampai sekarang tidak dilakukan,” ujarnya.
 
Dia pun menuturkan, sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi agar ada penggratisan di jam-jam tersebut. “Sempat komunikasi dengan Kemenkominfo, tapi harus ada pembicaraan dengan Kemendikbud mana yang harus dibayar,” tuturnya.
 
Baca juga:  Evaluasi Pembukaan Sekolah, Komisi X Bakal Panggil Nadiem
 
Meski dari Kemendikbud belum ada penggratisan biaya internet, Retno mengaku senang dengan upaya masyarakat yang memberikan internet gratis untuk siswa. Salah satunya di Bogor, dia menyebut ada 7.000 RW melakukan sudah memberi akses internet gratis untuk warganya.
 
“Daerah akhirnya mulai berpikir untuk memperpanjang (PJJ) dengan menggratiskan internet, di Bogor ada 7.000 RW mulai memasang WiFi, kami sarankan di jam belajar, khawatir terkena dampak negatif,” tegasnya.
 
Meski begitu, lanjut Retno, ini bukan berarti sekolah tidak boleh melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah, khususnya SMK. Karena, ada mata pelajaran produktif yang harus menggunakan bengkel dan laboratorium maupun studio, begitu juga untuk siswa kelas XII SMA, ada ujian praktikum.
 
Untuk itu, yang terpenting adalah persiapannya. Menerapkan protokol kesehatan ketat, dan sekolah memiliki fasilitas disinfeksi yang memenuhi syarat.
 
“Yang penting penyiapan, maka Saya bilang, kita berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dengan kabid (kepala bidang), meminta ada penyiapan. Jadi penyiapan ini cukup banyak, kalau belum siap, ya jangan. Tunda ke sekolah,” tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan