TPS dinilai lebih afirmatif. Sebab, tes berkaitan dengan mata pelajaran atau tes kompetensi akademik (TKA) sangat ditentukan kondisi sosial dan ekonomi peserta didik.
"Instrumen ini diharapkan akan memberikan kesempatan kepada siswa secara merata. Pola seleksi 2023 ini, diharapkan siswa SMA punya kesempatan yang sama baiknya antar SMA, SMK yang dari kota atau kabupaten, siswa yang kecukupan atau yang kurang mampu," kata Ketua Tim Pelaksana Persiapan Seleksi Masuk PTN 2023, Budi Prasetyo, dalam Silaturahmi Merdeka Belajar dikutip Jumat, 16 Maret 2022.
Budi menyebut siswa dengan kemampuan ekonomi dan kondisi sosial lebih baik akan lebih unggul dengan TKA. Sebab, mereka terfasilitasi dengan baik.
Hal itu membuat siswa dengan ekonomi lemah dan berada di sekolah kurang baik tak memiliki kesempatan besar dalam SBMPTN. Namun, bila sama-sama diuji lewat TPS, siswa bersaing dari satu garis yang sama.
"Jadi, yang tidak mampu atau mampu tidak akan banyak berlomba untuk belajar lebih, kursus ini dan itu dengan berbayar," tutur dia.
Perubahan skema SBMPTN 2023 menjadi bagian dari transformasi seleksi nasional masuk PTN. Pada seleksi ini siswa hanya diuji terkait TPS.
"Mulai dari penalaran matematik, literasi bahasa Indonesia, dan literasi bahasa Inggris," tutur dia.
Baca juga: 'SNMPTN' 2023: Siswa IPS Boleh Pilih Prodi IPA, Tapi Tetap Harus Mengukur Diri ya! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News