Para mahasiswa Poltekesos bertarung dengan situasi yang porak poranda, menembus keterisolasian demi meyakinkan bantuan sampai ke tangan korban gempa Cianjur (Foto:Dok)
Para mahasiswa Poltekesos bertarung dengan situasi yang porak poranda, menembus keterisolasian demi meyakinkan bantuan sampai ke tangan korban gempa Cianjur (Foto:Dok)

Catatan Pinggir dari Bencana Cianjur

Mahasiswa Poltekesos, Membuat Senyum Korban Bencana Cianjur

Rosa Anggreati • 07 Desember 2022 15:06
Cianjur: Luar biasa, inilah kata pertama dan seterusnya harus diucapkan untuk para mahasiswa Poltekesos di daerah bencana Cianjur, daya tahan, daya juang, dan militansi menjelajahi daerah daerah terkena bencana, menjelajah hutan dan gunung untuk meyampaikan dan memastikan sebuah kata korban bencana, terdata, tertangani, dan terselesaikan.
 
Banyak ragam kegiatan yang dilakukan mulai dari mendata, mendampingi, mengajak dan membangkitkan semangat kekuar dari trauma bencana. Para mahasiswa dengan pengetahuan yang dimiliki dan dipelajari di kampus, langsung dipraktekkan. Peran mereka begitu terasa, bahkan ada satu Kepala Desa dari Cijedil merasa terbantu dengan para mahsiswa ini, karena sudah membantu secara administrasi saat aparat desa lainnya tidak mampu berbuat karena juga menjadi korban bencana.
 
Di desa lain para mahasiswa mendampingi para ibu untuk bisa mandiri memasak tanpa bergantung pada dapur umum. Sebagian lagi para mahasiswa dengan pendampingan dari dosennya, membuat anak-anak tetap sekolah di tenda pengungsian.

Mahasiswa Poltekesos, Membuat Senyum Korban Bencana Cianjur
(Foto:Dok)
 
Inilah potret yang terekam saat tim media massa turun ke lapangan atas penugasan dari Kementerian Sosial (Kemensos) di seluruh pelosok daerah bencana. Tim media massa Kemensos melihat bagaimana para mahasiswa melakukan asesmen, untuk program penguatan pemberdayaan masyarakat di daerah bencana, melalui daya dorong penguatan ekonomi keluarganya.
 
Keinginan pemerintah daerah untuk mewujudkan masyarakat bangkit dari bencana, tidak sekadar sebuah ucapan saja, tetapi bagaimana dibangun daya tahan dan daya juang masyarakat untuk berdiri dan mandiri di atas kekuatan dirinya. Bantuan berbagai pihak hanyalah sebuah jembatan, memperlancar bagi masyarakat untuk bisa berdiri dan mandiri.
 
Mahasiswa Poltekesos, Membuat Senyum Korban Bencana Cianjur
(Foto:Dok)
 
Menurut Seketaris Program Pendidikan Pekerjaa  Sosial DR Denti Kardenti, para mahasiswa Poltekesos bertarung dengan situasi yang porak poranda, menerjang sungai, menembus keterisolasian karena tanah longsor, demi meyakinkan bantuan sampai ke tangan korban bencana. Cianjur adalah sebuah wilayah dengan geografis yang beragam, ada dataran, hutan, gunung. 
 
Ketua Program Pendidikan Pekerjaan Sosial DR Aep Rusmana menyebutkan sebenarnya para mahasiswa prodi pekerjaan sosial angkatan 2019 sedang melakukan praktikum komunitas di Kabupaten Cianjur, dimulai dua minggu sebelum bencana. Dengan terjadinya bencana, kegiatan direformulasi ke arah tanggap darurat bencana, mulai 21 November hingga 8 Desember 2022.
 
Mahasiswa Poltekesos, Membuat Senyum Korban Bencana Cianjur
(Foto:Dok)
 
Para mahasiswa bersama dosen pembimbing melaksanakan kegiatan pendataaan rumah kategori rusak berat, sedang, dan ringan. Juga mahasiswa membantu pendataan dan pendistribusaan bantuan, operasional dapur umum lapangan dan layanan dukungan psikososial. Kegiatan ini berkolaborasi bersama sentra Kemensos, kementerian, dan lembaga di luar Kemensos, Tagana, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, organisasi sosial, serta relawan di kabupaten/kota Jawa Barat dan di luar Jawa Barat.
 
Kepala Desa Gasol menyebutkan, "Pada diri  mahasiswa ini seolah ada kata 'Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang.' Maju terus untuk meyakinkan, menjamin bantuan logistik, bantuan sosial lainnya menjangkau kepada para korban bencana di berbagai pelosok wilayah terdampak bencana."
 
Mahasiswa Poltekesos, Membuat Senyum Korban Bencana Cianjur
(Foto:Dok)
 
Militansi para mahasiswa juga terlihat saat mereka bekerja hingga larut malam demi memastikan bantuan untuk korban bencana tepat sasaran, tepat manfaat, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat kebutuhan.
 
Pantang tugas tak tuntas, adalah kata yang pantas untuk menggambarkan gerak kerja, dedikasi, tanggung jawab para mahasiswa. Mereka adalah pejuang kemanusiaan yang pantas dicatat dengan tinta emas.
 
"Semoga Tuhan yang Maha Esa, melindungi, menjaga para petarung dan pejuang kemanusiaan ini," ujar seorang ibu renta dari  Cugenang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)




BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan