Ilustrasi. Foto: Dok. Metro TV
Ilustrasi. Foto: Dok. Metro TV

LIPI: Label PKI Harus Dilepaskan dari Peristiwa G30S

Ilham Pratama Putra • 24 September 2020 14:50
Jakarta:  Peneliti Senior bidang Sejarah dan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam menyebut ada kesalahan dalam penamaan peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Dia menyebut kata PKI harus dilepaskan dari peristiwa  G30S.
 
"Saya beranggapan gerakan itu disebut gerakan 30 September kalau disingkat ya G30S begitu. Jadi label PKI hanya ditempelkan oleh rezim Orde baru (orba), sesudah tahun 1966," terang Asvi kepada Medcom.id, Kamis 24 September 2020.
 
Menurutnya, penempelan kata PKI dalam peristiwa tersebut bersifat politis era Presiden Soeharto. Karena peristiwa G30S adalah murni peristiwa pembunuhan masal, dan kata PKI hanya doktrinisasi dari Orba.

Profesor riset bidang sejarah politik itu menerangkan, sejarah G30S versi murni telah diungkap berbagai buku pada era reformasi. Namun sayang, penyebarannya masih kurang masif.
 
"Ada buku yang sudah diterjemahkan misalnya Musim Menjagal yang ditulis Geoffrey Robinson yang diterbitkan Komunitas Bambu, tapi kan buku itu tidak beredar secara luas," jelasnya.
 
Baca juga:  Peneliti LIPI: Buku Jadi Penerang Utama Sejarah G30S/PKI
 
Ada pula buku referensi lainnya, yakni Dalih Pembunuhan Massal karya John Rossa. Namun sekali lagi, buku itu tidak tersebar luas, malah sempat tak mendapat izin edar dari Kejaksaan Agung (Kejagung).
 
"Buku John Rossa itu penelitian yang ilmiah dibuat berdasarkan dokumen sahih dan analisis tajam. Iya buku itu sudah beredar, walaupun sempat dilarang Kejagung. Tapi kemudian buku itu sekarang bisa diunduh," ungkap Asvi.
 
Dia berharap, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui kebenaran dari peristiwa G30S. Sejarah di Indonesia harus dibuat terang benderang.
 
"Saya pikir peristiwa di masa Orba pada tahun 65 itu mesti diungkap. Bukan hanya soal PKI-nya saja, tapi juga hal lain seperti peran orang tionghoa dalam perjuangan kemerdekaan harus juga disebutkan," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan