"Kondisi ini karena AI memudahkan generasi saat ini dalam pekerjaannya yang akhirnya dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk membuat konsep secara utuh melalui struktur berpikirnya," kata Hadawiah di Makassar, Jumat, 3 Mei 2024.
Sebagai gambaran, lanjut dia. dalam dunia perguruan tinggi penggunaan AI menjadi ancaman terhadap maraknya penggunaan AI di kalangan pendidikan dalam pembuatan jurnal-jurnal. Mencermati kondisi tersebut, ia mengatakan, regulasi yang ketat sangat dibutuhkan agar AI tidak menjadi ancaman dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Permasalahan lainnya di bidang pendidikan adalah biaya pendidikan masih sangat tinggi, sehingga tidak semua warga dapat mengaksesnya. Sebut saja kalangan ekonomi lemah, tidak semua dapat menembus perguruan tinggi, karena program bidik misi bagi yang kurang mampu kuotanya terbatas.
"Biaya pendidikan harusnya lebih murah untuk memudahkan generasi mengakses pendidikan tinggi," ujarnya.
Dia mengatakan, seharusnya seperti negara tetangga, semua biaya pendidikan ditanggung negara, sehingga warganya tinggal fokus belajar. Belum lagi pemerataan guru yang bertugas di kota dan di pelosok atau pesisir yang sangat timpang jumlahnya.
Padahal rasio kebutuhan guru di pelosok desa ataupun pesisir masih sangat kurang. "Semua permasalahan itu menjadi tantangan untuk pemerintah ke depan, agar dapat membenahi demi kemajuan pendidikan yang nota bene berdampak pada generasi pelanjut," tutup Hadawiah.
Baca juga: Hardiknas, Google Sediakan Pelatihan AI khusus Guru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News