"SkillsIndonesia 2045 dirancang untuk bisa merespons secara cepat dan relevan permintaan dunia kerja yang terus berubah," kata dia, di Grand Hotel Sahid, Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.
Menurutnya, saat ini diperlukan sistem yang bisa memantau dan menganalisis pergeseran pasar tenaga kerja. Karena adanya perubahan kebutuhan keterampilan kerja.
Dari program ini, pihaknya ingin menghadirkan pendidikan vokasi yang lebih baik. Pendidikan yang mampu menyesuaikan program dan menawarkan pilihan pembelajaran yang relevan untuk dunia kerja.
"Kemudian harus bisa dipastikan bahwa mitra usaha dan industri bisa berkontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan vokasi yang lebih responsif," tutur dia.
Untuk itu, kata dia, dalam SkillsIndonesia, akan diperkuat dan dikembangkan skema kerja sama. Skema peguatan dengan mitra usaha dan industri mulai dari mutual understanding, mutual respect, mutual trust dan mutual benefit antara penyelenggara pendidikan vokasi dengan pengguna lulusan.
"Standar kecakapan okupasi lulusan, sistem assessment dan pengakuannya, desain kurikulum, dan sistem pembelajarannya, perlu disusun bersama dengan pengguna lulusan," terang dia.
SkillsIndonesia 2045 yang responsif dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja juga memerlukan pendidik yang memiliki beragam pengetahuan teoritis dan keterampilan praktis yang terkini, serta pengalaman yang luas. Untuk itu para pendidik perlu memiliki pedagogi inovatif.
"Pedagogi inovatif untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan mereka secara efektif kepada peserta didik yang sangat beragam usianya, latar belakangnya, motivasinya, dan aspiranya. Mereka juga harus memiliki keterampilan digital yang kuat, agar dapat menggunakan teknologi baru dalam pembelajaran," jelas dia.
Pendidikan vokasi, kata dia, juga perlu digeser ke pengembangan vokasi. Artinya pendidikan sebagai pembelajaran sepanjang hayat yang felksibel dan permeabel untuk memberdayakan peserta didik bisa bergerak melintas ruang dan waktu.
"Perlu mengintegrasikan layanan pendidikan vokasi formal dan non-formal pada satuan pendidikan dengan kurikulum yang fleksibel, baik antar jenis maupun jenjang pendidikan. Pada akhirnya, sudah saatnya dikembangkan program modular bersertifikat micro- credential, digital credentials pada lembaga pendidikan vokasi. serta menu layanan pendidikan vokasi secara online yang berkualitas dan fleksibel," pungkasnya.
Baca juga: Pendidikan Vokasi Bersiap, Ini Tantangan Mencetak Generasi Emas 2045 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News