"Proses pembelajaran di rumah guru itu karena siswa di sini kebanyakan tidak memiliki laptop dan gadget android," kata Kepala MIN 1 Lebak Pipin Bahyudin di Lebak, Selasa, 16 Maret 2021.
Pembelajaran secara daring juga dinilai tidak efektif dan orang tua merasa keberatan. Terlebih, di wilayahnya tidak memiliki signal telekomunikasi.
Selama ini, kata dia, pembelajaran di rumah guru berjalan lancar dan tidak masalah berdasarkan hasil supervisi di lapangan. Namun, jumlah yang belajar itu dibatasi siswanya antara 10-15 siswa/kelas dengan cara bergantian.
"Kami melihat pembelajaran di rumah di tengah pandemi COVID-19 itu cukup efektif dan siswa belajar penuh," jelasnya.
Baca: Minahasa Tenggara Belum Rekomendasikan Pembelajaran Tatap Muka
Menurut dia, jumlah siswa di MIN 1 Lebak itu sebanyak 300 siswa dengan 32 tenaga pendidik dan kependidikan mereka memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya. Para guru menyampaikan metode pembelajaran dengan pola konvensional dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pembelajaran itu juga menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak guna mencegah pandemi covid-19. "Pembelajaran di rumah guru itu dilengkapi papan tulis serta buku pelajaran," ujarnya.
Munawaroh, 40, salah satu warga Leuwidamar mengaku sangat senang anaknya bisa mengikuti pembelajaran di rumah guru dibandingkan secara daring. Ia bersama orang tua lain sangat keberatan jika diterapkan pembelajaran secara daring karena tidak memiliki gawai. Disamping itu juga anaknya yang kini kelas 1 MIN belum mampu membaca dan berhitung serta menulis.
"Kami datang ke rumah guru dengan jarak tempuh 1,5 kilometer bersama anak untuk belajar di sini," cerita Munawaroh.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Ahmad Firdaus mengatakan pihaknya mengembangkan pembelajaran dengan berkelompok. Sebab, sistem daring menemui banyak kendala lantaran sebagian besar siswa tidak memiliki gawai. Orang tua siswa juga sangat keberatan jika harus membeli kuota, terutama dari keluarga tidak mampu.
Para tenaga pengajar mulai jenjang MI, MTs dan MA mendatangi kelompok-kelompok belajar yang disediakan guru maupun orang tua siswa. "Kami berharap pembelajaran berkelompok dapat meningkatkan prestasi akademik di tengah pandemi covid-19," kata Firdaus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News