"Selama 10 minggu teman-teman mahasis telah membantu pembelajaran agar tidak terhenti bagi adik-adik SD," ujar Mendikbud Nadiem Makarim pada penarikan Mahasiwa dan Penutupan program Kampus Mengajar Perintis melalui Youtube Ditjen Dikti, Rabu, 23 Desember 2020.
Nadiem pun menceritakan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam mendukung proses pembelajaran. Mulai dari membuat papan tulis dari pasir, mengadopsi ilmu teknik sipil untuk membuat alat peraga, hingga menjadi pelatih dalam mengadopsi teknologi pembelajaran.
"Itu manfaatnya tidak hanya dinikmati guru dan siswa SD di daerah penugasan, tapi lebih luas lagi pada ke seluruh daerah masyarakat setempat," terang Nadiem.
Perjuangan mahasiswa dalam mencapai titik sekolah pun terbilang penuh tantangan. Sebab kebanyakan sekolah berada di wilayah yang tergolong terdepan, terluar, tertinggal (3T).
Baca: Menristek: Produksi Rapid Test Antigen Unpad Capai Satu Juta Kit
"Ada yang setiap hari berjalan berkilo-kilometer ke sekolah, ada yang naik turun gunung bersama para guru untuk mengunjungi rumah siswa, ada yang menyebrangi sungai," sambung dia.
Nadiem berharap pengalaman tersebut dapat dijadikan pembelajaran pula bagai mahasiswa itu sendiri. Dia meminta mahasiswa mempertahankan ketekunan dan kegigihan mereka selama menjalankan program kampus mengajar perintis.
Menurut Nadiem, pengalaman itu juga dapat dijadikan modal berkreasi di kemudian hari untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Nadiem berterima kasih kepada mahasiswa yang turut menjalankan program kampus mengajar perintis.
"Semoga kehadiran kalian selama 10 minggu ini menyentuh hidup banyak orang. Sekali lagi terimakasih atas pengabdian ini. Keberhasilan ini tidak mungkin terjadi tanpa gotong royong banyak pihak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News