Namun begitu, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ini akan tetap meminta restu atau izin dari orang tua masing-masing mahasiswa. Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Djagal Wiseso mengatakan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka juga akan mempertimbangkan kondisi jumlah kasus covid-19 pascahari raya Idulfitri atau lebaran.
Apabila sebaran jumlah kasus covid-19 di Indonesia kondusif atau bisa tertangani dengan baik, maka PTM akan dilaksanakan di bulan Agustus. Namun, jika jumlah kasus positif Covid-19 meningkat maka pelaksanaan kegiatan kuliah tatap muka akan diundur pada bulan Oktober atau November.
“Kita siapkan dua skenario,“ kata Djagal kepada wartawan, Kamis, 25 Maret 2021.
Bagi mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka ini pihak UGM meminta mahasiswa membawa surat persetujuan dari orang tua atau wali mahasiswa. Untuk tahap awal ini, mahasiswa yang diperbolehkan ikut kuliah tatap muka diprioritaskan bagi yang berdomisili di sekitar DIY dan Jawa Tengah.
“Untuk kuliah luring ini kita lakukan bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” paparnya.
Baca juga: Sleman Perpanjang PPKM Mikro, Kuliah Tatap Muka Diizinkan
Di samping menyertakan surat persetujuan orang tua, mahasiswa yang ikut kuliah luring secara periodik akan diminta periksa kesehatan bebas covid-19 dengan alat deteksi GeNose. “Secara periodik kita lakukan pemeriksaan dengan Genose,” katanya.
Sebelum pelaksanaan kuliah tatap muka secara terbatas dimulai, kata Djagal, UGM menargetkan seluruh dosen dan tenaga kependidikan UGM sudah disuntik vaksin semua. Seperti diketahui pekan lalu mayoritas dosen UGM yang berusia lansia sudah ikut vaksinasi. Dalam waktu dekat dosen dan tenaga kependidikan nonlansia akan divaksinasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News