Pengukuhan profesor riset BRIN. DOK BRIN
Pengukuhan profesor riset BRIN. DOK BRIN

Peneliti Diingatkan Harus Berprestasi Ilmiah dan Menghasilkan Berbagai Inovasi

Renatha Swasty • 13 September 2023 18:34
Jakarta: Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amarulla Octavian, mengingatkan peneliti harus menghasilkan berbagai karya ilmiah, dan inovasi bermanfaat bagi negara dan bangsa. Dia mengatakan ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi peneliti.
 
"Pertama, memiliki rekam jejak secara signifikan dalam perkembangan iptek. Kedua, memiliki rekam jejak yang signifikan dalam menghasilkan karya bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Terakhir, menjadi teladan dan motivator bagi komunitas ilmiah di lingkungan BRIN dan perguruan tinggi, serta masyarakat," kata Amarulla dikutip dari laman brin.go.id, Rabu, 13 September 2023.
 
BRIN mengukuhkan empat peneliti sebagai Profesor Riset dalam Sidang Pengukuhan Gelar Profesor Riset di Auditorium Kawasan Sains Gatot Subroto Jakarta pada Selasa, 12 September 2023. Amarulla mengucapkan selamat kepada MPR BRIN yang berhasil menyelesaikan tugas promosi kepada empat Peneliti Ahli Utama menjadi profesor.

Setelah melalui proses akademik cukup lama dan komprehensif, MPR melaksanakan sidang terbuka untuk mengukuhkan empat profesor baru di dalam organisasi BRIN. Amarulla menyebut
status sebagai Profesor Riset harus ditunjukkan dengan kinerja semakin berat.
 
"Antara lain intensitas dan mutu penelitian semakin kredibel secara nasional dan internasional. Karya ilmiah dan inovasi metode dan atau teknologi bermanfaat bagi negara dan bangsa, serta tugas pembimbingan mahasiswa Post Doctoral dan DbR," ucap dia.
 
Dia mengatakan Profesor Riset harus memenuhi asas legalitas dan legitimasi. Legalitas bersumber dari peraturan perundang-undangan berlaku.
 
Sementara itu, legitimasi diperoleh dari pengakuan sivitas peneliti sekaligus sivitas akademik di seluruh perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Amarulla menuturkan gelar Profesor Riset diberikan oleh instansi pemerintah tempat peneliti bertugas dan telah memenuhi standar kompetensi tinggi.
 
"Pengawasan dan pembinaan Profesor Riset saat ini dilakukan oleh BRIN. Pejabat fungsional peneliti adalah PNS dengan tugas menjalankan jabatan itu sebagai peneliti dengan jenjang jabatan fungsional mulai dari Peneliti Ahli Pertama, Muda, Madya, hingga Peneliti Ahli Utama," papar dia.
 
Dia mengatakan gelar Profesor Riset lazim diberikan oleh berbagai perguruan tinggi terkemuka di dunia. Profesor Riset di luar negeri mendapat tugas untuk fokus melaksanakan penelitian sepanjang waktu dan hampir tidak ada kewajiban memberi kuliah di kelas.
 
"Mereka bertanggung jawab atas suatu laboratorium untuk membimbing mahasiswa post doc. Sama halnya dengan jenjang profesor, mereka juga memulai karier dari asisten profesor, associate profesor, hingga full profesor. Keistimewaan Profesor Riset adalah kemampuannya untuk memperoleh dana penelitian dari eksternal kampus yang besar," ungkap dia.
 
Amarulla berpesan kepada peneliti agar lebih memacu diri, berprestasi secara ilmiah, dan menghasilkan berbagai inovasi. Pemerintah sudah mencanangkan berbagai kebijakan berbasis riset, artinya setiap kebijakan pemerintah harus didasarkan hasil riset ilmiah.
 
"Dengan demikian, semua kebijakan pemerintah selalu dapat diterima oleh semua komponen masyarakat. Setiap kebijakan pemerintah harus disusun terstruktur dan sistematis, sesuai tahapan critical thinking. Mulai dari hasil-hasil pure research, basic research, fundamental research, generic research, hingga advance research," tutur dia.
 
Dia juga mendorong peneliti mampu melaksanakan apply research bersifat top down maupun action research. Hal itu untuk merespons cepat berbagai dinamika kebutuhan masyarakat dan fenomena yang terjadi.
 
Keempat Profesor Riset yang dikukuhkan yaitu Chintia Heny Peneliti Ahli Utama bidang Limnologi, kepakaran biogeokimia danau dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air. Kedua, Ferhat Aziz Peneliti Ahli Utama ilmu Teknik Nuklir bidang Aplikasi Energi Nuklir, kepakaran teknologi reaktor nuklir dari Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir.
 
Ketiga, Hilman Ferdinandus Pardede Peneliti Ahli Utama Ilmu Teknologi Komunikasi, Bidang Informatika kepakaran pengelolaan sinyal multi media dan kecerdasan artifisial dari Pusat Riset Kecerdasan Artifisial  dan Kemanan Siber. Keempat, Bambang Sayaka Peneliti Ahli Utama Ilmu Pertanian Bidang Ekonomi Pertanian, kepakaran industri benih dari Pusat Riset Ekonomi Industri Jasa dan Perdagangan.
 
Baca juga: BRIN Kukuhkan 4 Peneliti sebagai Profesor Riset, Simak Profil Lengkap Mereka

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan